Suara.com - Tahun 2015, Chrisanti Indiana, Co-Founder dan CMO Social Bella, bersama dua partner lain, Christopher Madiam dan John Rasjid, membangun startup e-commerce yang fokus pada kecantikan. Ide ini tercetus lantaran saat itu ia melihat belum ada perusahaan rintisan yang menggarap sektor ini secara spesifik.
Kini, mayoritas perempuan Indonesia mengenal Sociolla sebagai e-commerce terpercaya dan terlengkap yang spesifik menyediakan berbagai produk kecantikan, mulai dari makeup, skincare, bodycare, haircare, hingga parfum.
Sebagai perusahaan rintisan lokal yang usianya bahkan belum sampai 10 tahun, Sociolla saat ini bukan lagi sekadar e-commerce, tetapi omnichanel yang sudah memiliki puluhan toko offline di kota-kota besar di Indonesia, dan bahkan telah berekspansi ke Vietnam.
Perjalanan Sociolla yang punya misi menjadi 'wonderland for beauty' diceritakan oleh Chrisanti saat ditemui Suara.com di kantornya di bilangan Jakarta Barat beberapa waktu lalu.
Ini unik banget, mendirikan e-commerce tapi khusus kecantikan. Apa tujuan awal Anda mendirikan Sociolla waktu itu?
Tahun 2014 aku baru pulang dari Australia. Pada saat itu, ada rise of e-commerce, digital industry juga baru naik di Indonesia. Aku bertemu dengan dua partner aku yang sekarang, Christopher Madiam dan John Rasjid, ngobrol-ngobrol, dan mereka memang sangat tertarik untuk masuk ke industri kecantikan ini. Saat itu, aku juga punya consumer perspective, bahwa aku pernah merasakan betapa sulitnya mencari produk kecantikan yang aman dan terpercaya. Kemudian, kita bertiga sama-sama setuju bahwa beauty industry harus punya own space. Kita ingin membuka akses untuk produk-produk beauty yang memiliki BPOM, supaya ada platform di mana customer bisa datang dan bisa dapetin semua kebutuhan kecantikan mereka.
Dan Sociolla yang sekarang, apakah memang sudah sesuai dengan impian dan bayangan di awal pendiriannya?
Yes and no, menurut saya. Iya, karena apa yang kita sudah achieve sekarang sangat allign dengan yang kita harapkan. Bahwa kita ingin Sociolla jadi destinasi untuk produk yang aman, trusted, dan bisa jadi tempat yang istilahnya kita selalu bilang 'wonderland for beauty' gitu, lah. Jadi orang datang bisa belanja macam-macam, mendapatkan kebutuhan mereka, dan mereka bisa happy. Itu yang kita ingin sejak awal, dan itu yang terjadi sekarang.
Baca Juga: Keren! Sociolla Boyong 3 Brand Lokal Ekspansi ke Vietnam
Dan tentu ada juga yang tidak sesuai dengan bayangan kita. Salah satunya adalah fakta bahwa ternyata ada banyak hal baru yang harus kita pelajari terus-menerus. Dulu kita berpikir bahwa online e-commerce itu bisa reach banyak orang, tapi ternyata begitu saja belum cukup, karena ternyata customer tidak bisa mendapat experience lengkap, misalnya nggak bisa menyentuh, mencoba produk, atau menciumnya.
Jadi kita baru sekarang tahu bahwa experience beauty itu ada banyak banget touch of point-nya. Makanya sekarang kita punya media namanya beauty journal untuk serving more product knowledge, menyediakan konten supaya customer kita bisa belajar lebih banyak tentang produk-produk yang mereka cari. Kemudian dengan adanya offline store Sociolla, itu juga bisa melengkapi experience customer, karena bisa lihat langsung produknya, dan bisa cobain langsung. Kemudian ada juga product review yang ada di Soco apps, itu juga sesuatu yang baru kita temukan bahwa ternyata beauty product tuh penting banget baca review produk dulu. Jadi, banyak surprises yang jadi pelajaran dan jadi opportunity, yang akhirnya jadi achievement buat kita sekarang.
![Suasana di salah satu Sociolla store yang ada di Puri Kembangan, Jakarta Barat, Senin (2/9/2022). [Suara.com/Alfian Winanto]](https://media.suara.com/pictures/original/2022/09/13/53231-sociolla-store-social-bella.jpg)
Saat pandemi, apa yang terjadi pada Sociolla, dan bagaimana Sociolla bertahan menghadapinya?
Saat pandemi menghantam, pastinya ada banyak campaign yang terpaksa harus di-pending, diubah, atau bahkan dibatalkan. Dengan berbagai adaptasi yang kita lakukan saat itu, Sociolla bisa terus berekspansi meski di tengah pandemi. Kita menambah jumlah outlet offline, merekrut lebih banyak pegawai, dan bahkan pada Oktober 2020 kita berani berekspansi ke Vietnam.
Kenapa kita bisa achieve itu semua di masa pandemi, karena kita punya keinginan yang besar untuk sustainable. Sejak awal, kita membawa value perusahaan bahwa kita harus cepat dan agile, harus cepat untuk improve, lah. Kita make sure walau apapun yang terjadi challenge-nya, pandemi ataupun krisis ekonomi, kita punya pondasi yang kuat dan sehat, baik dari sisi bisnis modalnya maupun dari timnya.
Wah, berekspansi ke Vietnam saat usia Sociolla baru 5 tahun. Apa yang menjadi pertimbangan dipilihnya Vietnam sebagai ekspansi pertama?