Sampai di 2007 saya menghadapi tekanan yang tinggi, saya harus melepas 1000 pekerja di departemen saya yang rasanya waktu itu kurang pas dengan keinginan saya. Namun, karena pekerjaan harus dijalankan.
Apakah saya mengalami kondisi mental? Tentu, saya stres, gangguan kecemasan, malah mungkin saya kehilangan energi gitu. Kalau sekarang mungkin disebut high functional depression, artinya secara produktivitas tinggi tapi saya merasa kurang nyaman. Tetap berprestasi, namun capek dalam menjalankannya.
Saat itu saya mencari pertolongan, saya mencari psikolog dan well-being practitioner. Sepanjang tahun itu juga di 2007 mulai berkenalan dengan dunia well being dan di 2007 mulai mempraktikan dan Alhamdulillah bisa menjalankan tugas dengan baik program penghilangan saya harus melepas 1000 pekerja.
Artinya gini, saat itu stigma mengenai kesehatan mental tidak seperti sekarang. Kalau zaman dulu seorang pemimpin dikatakan lemah apabila dia menderita stres, gangguan kecemasan. Seiring berjalannya waktu, kalau saya merasakan seperti ini, maka ada orang lain juga yang mengalami kondisi stres atau depresi dalam pekerjaan.
Pada 2007, saya mulai memberikan free stress release, namun belum reguler. Artinya bisa sebulan sekali atau dua bulan sekali. Itupun saya sempat membangun well-being center di daerah Jakarta Selatan, namun belum pakai nama Remedi Indonesia.
Di 2011 akhirnya saya bangun Remedi Indonesia. Dan mulai saat itu rutin setiap Selasa malam kita memberikan free stress management kepada masyarakat, terutama yang para profesional yang alami masalah kecemasan maupun stres. Itu awalnya Remedi hadir sebagai dukungan komunitas sosial terhadap masalah kesehatan mental di Jakarta Selatan khususnya.
2. Punya latar belakang teknik industri, kenapa akhirnya peduli dengan kesehatan mental?
Jadi dulu lamar di dunia korporasi dan basic saya adalah teknik Industri. Teknik industri ini punya kekuatan tersendiri karena bisa melihat dari berbagai macam aspek, itu adalah sebuah kekuatan. Yang kedua, seiring perjalanan profesional maupun karier, ujung-ujungnya ternyata it’s all about people. Tentang bagaimana memanusiakan manusia, bagaimana memotivasi manusia. Dulu waktu kuliah beruntung belajar psikologi industri.
Dan buat saya selain ketertarikan dengan psikologi dari dulu major yang ingin saya ambil. Kebetulan S1 saya psikologi industri, tapi saya setelah itu belajar lagi mengambil beberapa program, baik itu di bidang psikoterapi maupun beberapa modalitas di complementary therapy yang bisa membantu program psikoterapi dan juga belajar psikologi kesehatan kesehatan. Jadi nyambung dikit gitu ya.
Baca Juga: 5 Bahaya Burnout yang Tidak Terkontrol, Gangguan Kesehatan Mental
3. Rumah Remedi banyak menyasar ke masalah kesehatan mental pekerja, kenapa fokus ke sana?