Suara.com - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat tingkat inflasi pada Juni 2015 sebesar 0,54 persen (bulan perbulan). Ini naik tipis dibandingkan bulan sebelumnya yang mencapai 0,5 persen.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suryamin mengatakan, kelompok bahan makanan menyumbang lebih dari separuh inflasi Juni 2015. Besarnya hingga 1,6 persen.
"Yang masih tinggi memang inflasi untuk bahan makanan yakni sebesar 1,6 persen dengan andil 0,33 persen atau hampir 61 persen dari total inflasi," ujar Suryamin saat jumpa pers di Jakarta, Rabu (1/7/2015).
Momen puasa dan menjelang lebaran mendorong sejumlah bahan makanan pokok terdongkrak naik sehingga mendorong laju inflasi meningkat. Semisal beras, bawang merah, telor ayam, cabai, dan buah-buahan.
"Tapi jika dilihat, inflasi 0,54 persen ini relatif terkendali," kata Suryamin.
Inflasi Juni 2015, jika dibandingkan dengan inflasi dalam lima tahun terakhir nisbi lebih rendah.Kecuali pada Juni 2013. Pada 2010 hingga 2014 inflasi tercatat berturut-turut 0,97 persen, 0,55 persen, 0,62 persen, 1,03 persen, dan 0,43 persen.
"Dari 2010-2013, bulan Juni masih jauh dengan bulan puasa sementara pada Juni 2015 sudah masuk ke puasa. Jadi penanggulangan harga bisa dibilang sudah cukup berhasil," ujar Suryamin.
Inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya seluruh indeks kelompok pengeluaran. Yaitu kelompok bahan makanan 1,60 persen, kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau 0,55 persen, kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar 0,23 persen.
Berikutnya kelompok sandang 0,28 persen, kelompok kesehatan 0,32 persen, kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga 0,07 persen, dan kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan 0,11 persen. Inflasi Juni 2015 tercatat besar 0,54 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 120,14. Dari 82 kota IHK, tercatat 76 kota mengalami inflasi dan 6 kota mengalami deflasi.
Tertinggi inflasi terjadi di Sorong 1,90 persen dengan IHK 119,69 dan terendah terjadi di Kota Palu 0,03 persen dengan IHK 120,46. Sementara deflasi tertinggi terjadi di Tual 0,80 persen dengan IHK 133,57 dan terendah terjadi di Pangkalpinang 0,14 persen dengan IHK 117,90.