Suara.com - Selama tahun tahun 2015 hingga April 2019, banyak program yang dijalankan Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementerian Pertanian (Kementan).
Semuanya difokuskan untuk mendukung pembangunan empat sub sektor komoditas pertanian. Yaitu tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan peternakan.
Di antaranya Pengembangan dan Pengelolaan Air Irigasi, Pengembangan Mekanisasi Pertanian, Pengembangan Pemanfaatan Lahan Rawa, cetak sawah, pupuk subsidi, dan Asuransi Pertanian.
Kegiatan yang telah dilaksanakan Ditjen PSP ini cenderung memberikan dampak pada peningkatan produktivitas dan peningkatan indeks pertanaman (IP).
"Sehingga diharapkan mampu memberikan peningkatan pendapatan dan kesejahteraan bagi petani," ujar Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan, Sarwo Edhy saat jumpa pers di Kantor Ditjen PSP Kementan, Selasa (21/5/2019).
Dukungan yang diberikan berupa pengembangan dan pengelolaan air secara efektif dan efisien untuk kegiatan pertanian berkelanjutan, pengembangan sistem pembiayaan usaha pertanian yang fleksibel dan sederhana.
"Selain itu, Ditjen PSP juga mendukung pengembangan sistem mekanisasi pertanian melalui kebijakan pengembangan, pengawasan dan kelembagaan alat dan mesin pertanian yang sesuai dengan arah pembangunan pertanian, dan pengembangan pemanfaatan lahan rawa melalui kegiatan optimasi lahan rawa dan rawa pasang surut," tutur Sarwo Edhy.
Dalam Pengembangan dan Pengelolaan Air Irigasi, Ditjen PSP melakukan rehabilitasi jaringan irigasi, irigasi perpompaan serta pengembangan embung/dam parit/long storage.
Dalam kurun waktu 2015 – 2019 (angka realisasi per April 2019) telah terbangun yang dapat mengairi lahan sawah seluas 3,129 juta hektar yang dapat Meningkatkan indeks pertanaman (IP) 0,5, sehingga berdampak pada peningkatan produksi sebanyak 8,21 juta ton. Dari kegiatan itu, rata-rata mampu untuk meningkatkan indeks pertanaman (IP) 0,5 dari kondisi awal.
Baca Juga: Kementan Minta Pemerintah Daerah Tetap Pertahankan Lahan Sawah
Kegiatan ini mampu mempertahankan produksi padi sebanyak 16,36 juta ton. Namun apabila peningkatan IP 0,5 terpenuhi akibat dari kegiatan ini, maka akan terjadi peningkatan produksi sebanyak 8,18 juta ton.
“Sehingga total produksi padi selama 5 tahun pada area yang terdampak kegiatan rehabilitasi jaringan irigasi mencapai 24,37 juta ton," jelasnya.
Irigasi Perpompaan juga telah ditingkatkan selama 3 tahun terakhir (2016 – 2019). Total kegiatan irigasi perpompaan selama 3 tahun sebanyak 2.358 unit, dengan estimasi luas layanan per unit seluas 20 hektar, maka luas areal yang dapat diairi saat musim kemarau seluas 47,16 ribu hektar.
"Jika berdampak pada penambahan IP 0,5, maka akan terjadi penambahan luas tanam 29,780 hektar, dan penambahan produksi 154,850 ton," kata Sarwo Edhy.
Irigasi perpompaan mendukung Komoditas Hortikultura dan perkebunan telah dibangun sebanyak 429 unit dengan estimasi per unit seluas 10 hektar, maka luas areal yang dapat diairi pada musim kemarau seluas 4,290 hektar.
Sedangkan Irigasi perpompaan mendukung Komoditas Peternakan untuk mendukung populasi ternak ruminansia telah dibangun sebanyak 322 unit dengan estimasi 1 unit perpompaan dapat melayani kebutuhan air 10 ekor ternak maka terdapat 3,220 ekor ternak yang terjamin ketersediaan air minum dan sanitasi kandang.