Ia menambahkan, BMKG pun telah mengeluarkan peringatan dini kekeringan per 30 Juni 2019, untuk daerah yang mengalami tidak hujan berturut-turut lebih dari 60 hari, di Ciayumajakuning (Cirebon, Indramayu, Majalengka, Kuningan). Adapun daerah yang berpotensi mengalami kondisi itu adalah Indramayu Barat bagian selatan, seperti Gantar, Bantar, Bantarhuni, Cipancuh dan Temiyang.
"Daerah itu berpotensi mengalami kekeringan ekstrem," kata Faiz.
Selain Indramayu Barat bagian selatan, potensi kekeringan ekstrem juga terjadi di Kabupaten Bekasi (Lemah Abang, Pebayuran) dan Kabupaten Karawang (Pasir Ukem, Pataruman).
Sementara itu, Kepala Pelaksana Badan Penaknggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Indramayu, Edi Kusdiana, menyatakan, pihaknya sejauh ini sudah menyalurkan bantuan air bersih di dua desa yang mengalami krisis air bersih, yakni Desa Limbangan, Kecamatan Juntinyuat dan Desa, Kecamatan Krangkeng.
"Kami kirim air bersih sebanyak enam tangki, yang masing-masing berkapasitas 8.000 liter air. Jadi totalnya 48 ribu liter air bersih yang sudah dikirim," terang Edi.
Edi menyatakan, desa-desa yang mengalami krisis air bersih diminta untuk melayangkan surat permintaan air bersih. Pihaknya siap mengirimkan bantuan air bersih yang diminta warga.