"Ada upaya-upanya dari dinas perkebunan, terutama pihak pengelola bahwa si petani itu tidak hanya menghasilkan teh segar, dipetik terus jual, tapi ada pengolahan. Nilai jual terbesar itu di pengolahan," tutur Dody.
"Ini salah satu upaya kita menghasilkan pengetahuan dari para petani. Ini loh, nilai jual yang lebih besar ketimbang menjual segar," tambahnya.
Dinas Perkebunan, yang berkaitan langsung dengan petani, bertugas membina, meningkatkan pengetahuan, juga memfasilitasi para petani teh di Jabar untuk menambah nilai jual.
"Misalnya, si petani menghasilkan teh putih dan teh hijau. Dengan sentuhan sedikit saja, memberikan keuntungan kepada petani," kata Dody.
Terakhir, Jabar pun berusaha menyesuaikan keinginan pasar dunia, misalnya menyesuaikan kebiasaan orang Inggris, yang suka minum campuran teh dan susu.
"Dengan era digital, kami ajarkan (petani) dengan digitalisasi, mengajarkan mereka membuka pasar di luar negeri. Nanti bisa dapat informasi pasar mana yang sesuai dengan (teh) kita," tutup Dody.
