Indef Setuju Usulan Ganjar Pranowo, Potong Gaji ASN untuk Tangani Covid-19

Minggu, 03 Mei 2020 | 08:59 WIB
Indef Setuju Usulan Ganjar Pranowo, Potong Gaji ASN untuk Tangani Covid-19
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. [Suara.com/Ari Purnomo]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Usulan Gubernur Jawa Tengah (Jateng), Ganjar Pranowo soal pemotongan pendapatan Aparatur Sipil Negara (ASN) dinilai sangat relevan dan dibutuhkan dalam penanganan Covid-19 secara nasional. Pemotongan gaji juga telah diterapkan di beberapa negara maju, terutama di kawasan Eropa.

Hal ini dikemukakan peneliti senior Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Enny Sri Hartati.

"Yang diusulkan Pak Ganjar itu sangat relevan dan dibutuhkan. Itu juga sudah dilakukan banyak negara, negara tetangga kita hampir semuanya dan negara Eropa demikian," kata Enny, Jateng, Sabtu (2/5/2020).

Enny menjelaskan, anggaran penanganan Covid-19 secara nasional sangat besar, terlebih belum ada satupun yang bisa menetapkan kapan berakhirnya pandemi ini. Untuk mendapatkan anggaran besar dalam waktu singkat, menurut Enny, cara yang paling efektif bukan melakukan pinjaman, tapi merealokasi anggaran.

Salah satu langkah merealokasi anggaran adalah seperti yang diusulkan Ganjar, yaitu melakukan pemotongan pendapatan ASN.

Kalau di negara maju, kata Enny, gaji pejabatnya langsung di-cut off atau dipotong otomatis untuk penanganan Covid-19. Menurut Enny, di Indonesia sangat memungkinkan melakukan hal serupa, terutama dari pejabat eselon dan kepala daerah bukan dari ASN golongan 1 sampai 3.

"Dampak atau hasil pemotongan tunjangan itu akan sangat signifikan. Kalau yang gaji pokok, sukarela saja, karena kalau tunjangan kan tidak akan menggangu kemampuan finansial mereka," kata Enny.

Tanpa ada suntikan dana dari realokasi anggaran tersebut, selain berdampak buruk pada penanganan pagebluk, hal tersebut juga akan menambah penduduk miskin di negeri ini. Padahal utang luar negeri di saat inipun sangat tidak memungkinkan, sementara jumlah penduduk berkategori rawan miskin di negeri ini mencapai 40 juta dan jumlah penduduk miskin mencapai 25 juta jiwa.

"Jika pemotongan tunjangan jabatan itu langsung di-cut off, 20 persen saja misalnya, dan itu dilakukan secara nasional maka penanganan Covid-19 ini akan mendapatkan tambahan anggaran yang cukup signifikan," katanya.

Baca Juga: Pemprov Jateng Siapkan 13 Rumah Sakit untuk Tangani Pasien Virus Corona

Jika hal tersebut tidak segera direalisasikan, Enny khawatir akan terjadi persebaran penularan yang sangat luas, terutama di Pulau Jawa. Ia mewanti-wanti, agar jangan menyepelekan penanganan di daerah pedalaman, baik di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi maupun Papua.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI