"Krisis tersebut tidak hanya berdampak pada sektor formal, tetapi juga sektor Informal dan kelompok pekerja tertentu seperti pekerja muda dan pekerja lansia," ujarnya.
Budi menjelaskan, masyarakat di wilayah perbatasan juga terdampak oleh krisis pandemi. Perekonomian masyarakat masih sangat tergantung pada interaksi perdagangan dan mobilitas lintas negara.
Namun di sisi lain, krisis pandemi ini membuka peluang baru di bidang ketenagakerjaan.
"Saat transisi new normal ini, semua stakeholder didorong beradaptasi cepat untuk memanfaatkan peluang tersebut melalui identifikasi pekerjaan masa depan, dengan memperkuat keberadaan UMKM dari segi finansial, SDM dan pemasarannya melalui teknologi digital, " katanya.
Menurutnya, dengan mengedepankan semangat dan solidaritas subkawasan, IMT-GT diharapkan menjadi forum kerja sama potensial untuk menjadikan kawasan IMT-GT yang terintegrasi, inklusif, inovatif, dan berkelanjutan.
"Khususnya memberdayakan dan menghubungkan masyarakat (people to people connectivity) dalam upaya menangani krisis pandemi ini,” katanya
Sementara itu, Karo Kerja Sama Luar Negeri (KLN) Kemnaker, Indah Anggoro Putri, yang juga Ketua dalam pertemuan WG HRDEC, menambahkan, pertemuan ini telah menghasilkan rekomendasi kolaborasi potensial ketiga negara dalam penanganan dampak Covid-19 di sektor ketenagakerjaan.