Suara.com - Pemerintah merasa perlu menyediakan bahan pangan bergizi bagi masyarakat, terutama di masa pandemi Covid-19. Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo menyebut, kedelai merupakan salah satu bahan pangan bergizi, yang harus dipastikan ketersediannya.
"Untuk 273 juta penduduk Indonesia, kita harus produksi sebanyak-banyaknya, dan kebutuhan kedelai itu 2 sampai 3 juta ton. Orang di Pulau Jawa tidak bisa makan tanpa tahu dan tempe. Sekarang kita banyak dipenuhi oleh impor, sementara di luar sana juga takut kehilangan sumber dayanya. Jadi kita tanam kedelai sekarang, biar tahun depan, kedelai kita cukup," ujarnya, saat panen kedelai di Desa Bumiayu, Kecamatan Wonomulyo Kabupaten Polewali Mandar (Polman), Rabu (4/11/2020).

Mentan Gurbenur Sulawesi Barat, Ali Baal Masdar dan Bupati Polewali Mandar, Andi Ibrahim Masdar.
Panen kedelai di lokasi tersebut merupakan upaya Kementerian Pertanian (Kementan) dengan dukungan pemerintah daerah, dengan tujuan untuk menyokong ketahanan pangan nasional di kawasan ini.
Syahrul menyatakan, penyediaan kedelai dalam jumlah mencukupi sangat penting sebagai bahan pangan bergizi bagi masyarakat, dan terkait hal tersebut membutuhkan dukungan dari berbagai stakeholder di tengah kondisi pandemi seperti sekarang ini.
Kebutuhan kedelai sendiri untuk satu tahun mencapai 90 persen untuk tempe tahu, 5 persen untuk kecap, yoghurt dan produk makanan lain. Kendala saat ini, benih kedelai bersertifikat terbatas dan sebagian besar terkonsentrasi di Jawa, dengan masa kadaluarsa benih pendek sekitar 4 bulan. Ini butuh dukungan dari daerah yang memiliki potensi untuk dilakukan pengembangan produksi kedelai.

Guna memenuhi kebutuhan dalam negeri, saat ini Kementan melakukan pemberian bantuan sarana produksi, alat pra panen dan pasca panen, serta mendorong para petani untuk menggunakan fasilitas kredit usaha rakyat (KUR) dan pengembangan pertanian berbasis korporasi dan klaster.
Bentuk komitmen Kementan tahun ini dikembangkan dengan bantuan budi daya kedelai seluas 500 hektare di Polewali Mandar. Syahrul minta jajarannya mendampingi produksi pertanaman di Polman, dengan menjaga kualitas bibit tanaman yang terbaik.
"Ditjen Tanaman Pangan, ganti bibit di sini (untuk seluruh komoditas) 1.000 hektare bibit ya. Mau padi, jagung, kedelai, nanti bupati yang bantu atur mau dikasih kemana bibit ini," perintahnya, kepada Direktur Akabi Ditjen Tanaman Pangan.
Baca Juga: Optimalkan Pertanian, Kementan Tingkatkan Ekspor dalam 4 Tahun ke Depan
Data panen Kedelai Provinsi Sulawesi Barat 2019, terdapat luas tanam sebesar 16.158 hektare, dengan produksi 28.800 ton biji kering, dengan produktivitas sekitar 1,7 ton/hektare.