5 Dampak Kenaikan Kurs Dolar AS: Harga Barang Impor Mahal, Ekspor Makin Murah

M Nurhadi
5 Dampak Kenaikan Kurs Dolar AS: Harga Barang Impor Mahal, Ekspor Makin Murah
Nilai tukar rupiah (Foto: antara)

Kurs dolar yang naik menjadi Rp14.900 mengancam industri yang mengandalkan barang-barang impor.

Suara.com - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika melemah menjadi Rp14.900. Padahal beberapa hari sebelumnya, nilai tukar rupiah menguat 0,05 persen senilai Rp14.738 per dolar AS.

Dampak kurs dolar AS yang sempat naik Rp14.900 ini cukup krusial bagi pereknomian Indonesia. Terutama dalam sektor perdagangan internasional. Ditambah lagi, isu resesi ekonomi yang mengguncang Amerika bakal berpengaruh ke seluruh dunia. Berikut dampak kurs dolar naik Rp14.900. 

1. Barang Impor Mahal 

Kurs dolar yang naik membuat barang-barang impor menjadi mahal. Hal ini juga akan berpengaruh pada daya beli masyarakat terhadap bahan impor yang menurun jika tidak dibarengi dengan peningkatan pendapatan.

Baca Juga: Kurs Rupiah Naik Tajam di Akhir Perdagangan, Ini Penyebabnya

Padahal di satu sisi, Indonesia menggantungkan banyak kebutuhan pada barang impor, antara lain impor daging sapi, kedelai sebagai bahan baku tempe dan kecap, serta industri otomotif. Namun, kenaikan harga barang-barang ini sebenarnya menjadi peluang substitusi pada barang lokal yang belum banyak dilirik. 

2. Investasi Menurun

Investor akan cenderung mengurangi nilai investasi mereka kepada produk-produk berisiko tinggi seperti saham. Mereka akan khawatir harga-harga saham di Wall Street yang anjlok juga akan berpengaruh terhadap harga di Indonesia. Sebelumnya hal ini sudah terbukti dalam penawaran saham GOTO yang ikut anjlok akibat anjloknya nilai saham di Amerika Serikat. 

3. Ancaman terhadap Obligasi dan Surat Utang Negara 

Nilai tukar rupiah yang lemah terhadap dolar bisa berdampak buruk terhadap perdagangan obligasi dan surat utang negara (SUN). Investor akan menjual obligasi dan SUN yang sudah dibeli akibat melemahnya rupiah. Hal ini juga akan mempengaruhi investasi. Situasi bertambah buruk ketika SUN dan obligasi tidak bisa terbeli dan berakibat pada kurs rupiah. Namun, situasi ini bisa diatasi ketika Bank Indonesia membeli SUN dan obligasi dari investor. 

Baca Juga: Jumlah Wisatawan Nusantara ke Luar Negeri Meningkat, Sandiaga Uno Khawatirkan Devisa Terkuras

4. Barang-Barang Diekspor dengan Murah