Sudiana menambahkan, dana bergulir akan dipergunakan untuk pengembangan usaha dagang milik anggota.
"Dari jumlah anggota sebanyak 290 orang, 40% lebih merupakan pelaku usaha di sektor perdagangan. Yang bergerak di sektor pariwisata belum, karena kondisi belum stabil," kata Made Sudiana.
Oleh karena itu ke depan, Sudiana menyebutkan bahwa koperasi akan melakukan edukasi terhadap anggota yang tadinya bergerak di sektor pariwisata, untuk mencoba beralih ke sektor lain.
"Tujuannya, agar anggota tidak terlalu fokus di pariwisata saja. Banyak sektor usaha lain yang bisa dikembangkan," tukasnya
Sementara itu, Ketua KSP Sari Sedana Bali (Karangasem) I Kadek Oka Astika mengatakan, jumlah anggota koperasi sebanyak 2.900-an, banyak bergerak di sektor usaha pertanian, peternakan, dan perkebunan. Tidak sedikit juga yang ada di sektor perdagangan.
"Dana bergulir akan kita pergunakan untuk memperkuat modal usaha anggota," ungkap Oka Astika.
Selain itu, sektor kerajinan milik anggota juga tak luput dari sentuhan pembiayaan dari KSP Sari Sedana Bali yang sudah berusia 20 tahun dan beraset Rp73 miliar.
"Kita tidak lepaskan sektor kerajinan, karena memang awalnya bentuk koperasi kita adalah koperasi kerajinan," ujar Oka.
Setelah berubah menjadi KSP, koperasi fokus dalam pembiayaan dan perkuatan modal usaha milik anggota. Artinya, koperasi yang siapkan modal, juga pasarnya.
Baca Juga: LPDB-KUMKM Siap Berkolaborasi untuk Hidupkan Asa Petani Sawit Melalui Koperasi
"Koperasi yang membeli produk dari anggota," tukas Oka.
Ke depan, KSP Sari Sedana Bali akan lebih memperkuat permodalan usaha milik anggota di sektor pertanian.
"Kita akan terus perkuat sektor pertanian," pungkas Oka.