Sri Mulyani Beri Alarm Resesi Tahun 2023, Apa Saja Tanda-tandanya?

Selasa, 27 September 2022 | 12:44 WIB
Sri Mulyani Beri Alarm Resesi Tahun 2023, Apa Saja Tanda-tandanya?
Ilustrasi resesi - penyebab resesi ekonomi (shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Pada Agustus 2022 lalu, PMI manufaktur global turun dari 51.1 ke 50.3. Sri Mulyani menyebut, penurunan tersebut juga menyumbang pelemahan pada ekonomi global.

Pertumbuhan ekonomi Indonesia masih cukup baik

Di tengah ancaman resesi dunia tersebut, Sri Mulyani mengklaim ekonomi Indonesia saat ini masih menunjukkan tren yang cukup baik. Di antara negara-negara G20 dan ASEAN-6, hanya 24 persen saja yang aktivitas manufakturnya mesih meningkat dibanding bulan lalu.

Sri Mulyani menyebut negara-negara itu adalah Indonesia, Thailand, Filipina, Rusia, Vietnam dan Arab Saudi. Ia menyebut, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I 2022 mendapai 5.01 persen. Sementara inflasi juga masih terkendali di level 4.35 persen pada Juli 2022.

“Indonesia dengan kelima negara yang lain masih pada level yang akseleratif. Ini hal yang cukup positif tapi kita juga sangat menyadari lingkungan global kita mengalami pelemahan," terang Sri Mulyani.

Bank dunia minta negara-negara tingkatkan produksi

Untuk mencegah dampak resesi ekonomi yang lebih parah pada tahun depan, Bank Dunia meminta negara-negara di dunia mulai meningkatkan produksi di berbagai sektor.

Hal tersebut disampaikan oleh Presiden Bank Dunia David Malpass. Menurutnya, dengan meningkatkan produksi, maka pasokan pada suatu negara akan melimpah dan karenanya inflasi bisa ditekan.

Kabar baik di tengah sinyal resesi

Baca Juga: Kekhawatiran Soal Risiko Resesi Global, Rupiah Masih Melemah

Meski ancaman resesi di depan mata, namun ada kabar yang menggembirakan di tengah ancaman tersebut. Kabar baik ini mengenai jumlah utang luar negeri pemerintah Indonesia yang terus turun.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI