Dalam kesempatan itu, ia juga turut membahas soal blokade perdagangan Beijing, dugaan pelanggaran hak asasi manusia dan perlakuan terhadap seorang jurnalis Australia Cheng Lei dan seorang blogger China-Australia Yang Hengjun, di mana keduanya telah dituntut di China dengan tuduhan spionase.
China telah memberlakukan sejumlah sanksi perdagangan terhadap ekspor jelai, anggur, dan batu bara Australia. China adalah mitra dagang terbesar Australia.
Mengenai masalah hak asasi manusia, Wong mengatakan kepada wartawan bahwa Canberra percaya bahwa HAM bersifat universal.
"Kami memiliki pandangan prinsip tentang ketaatan dan penghormatan terhadap hak asasi manusia, dan itu berlaku dalam pandangan kami tentang Xinjiang atau Tibet maupun Hong Kong," ujarnya.
Mengenai tawaran China untuk bergabung dengan perjanjian perdagangan bebas Kemitraan Trans-Pasifik, Wong mengatakan ekonomi mana pun yang ingin bergabung dengan pakta beranggotakan 11 negara itu perlu memastikan bahwa semua pihak dalam perjanjian itu yakin bahwa ia dapat "memenuhi standar yang sangat tinggi".
Di antara 11 negara, Australia dan Jepang adalah dua negara yang skeptis tentang kemungkinan Beijing memenuhi persyaratan masuk.
Pada 2021, China mengajukan permohonan untuk bergabung dalam pakta tersebut, yang secara resmi dikenal sebagai Perjanjian Komprehensif dan Progresif untuk Kemitraan Trans-Pasifik.
Ketegangan bilateral Australia-China telah mereda sejak Australia memilih pemerintahan Partai Buruh yang baru pada Mei. Presiden Xi dan Perdana Menteri Albanese mengadakan pembicaraan di Bali, Indonesia pada November di sela-sela KTT G20.
Komunikasi tingkat tinggi antara kedua negara telah dilanjutkan setelah sempat beku selama dua tahun yang dipicu oleh pernyataan mantan Perdana Menteri Scott Morrison bahwa harus ada penyelidikan independen terhadap sumber wabah virus corona, yang pertama kali terdeteksi di kota Wuhan di China tengah.
Baca Juga: Presiden Jokowi Akan Hentikan PPKM