Dengan sifatnya yang stabil serta besarnya potensi yang tersedia di Indonesia, membuat bisnis panas bumi yang digeluti PGEO menjadi bagian penting dari program transisi energi Pertamina dan juga negara.
Hal ini belum lagi memperhitungkan rencana PGEO untuk menggandakan kapasitasnya hingga lebih dari 1,2GW pada akhir 2027, dengan belanja modal sekitar USD2,8 miliar dan rata-rata pengeluaran tahunan di atas USD500 juta sejak 2024.
Sedianya, dana capex bakal didanai dari perpaduan antara kas internal, dana hasil IPO dan opsi pinjaman.
"Namun demikian, meski belanja modalnya besar, kami masih berharap leverage SCP dari PGEO masih berada dalam level aman. Kami perkirakan Leverage bersih EBITDA PGEO tetap di bawah 4x, bahkan selama puncak dari periode belanja modalnya," tambah Fitch.