Sritex Resmi PHK Ribuan Karyawannya, BNI jadi Satu-satunya Bank BUMN yang 'Nyangkut' Rp374 Miliar

Senin, 11 November 2024 | 14:26 WIB
Sritex Resmi PHK Ribuan Karyawannya, BNI jadi Satu-satunya Bank BUMN yang 'Nyangkut' Rp374 Miliar
PT Bank Negara Indonesia Tbk (Persero) atau BNI tengah menghadapi tantangan berat setelah salah satu debitur utamanya, PT Sri Rejeki Isman Tbk (Sritex), dinyatakan pailit. (Dok: BNI)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - PT Bank Negara Indonesia Tbk (Persero) atau BNI tengah menghadapi tantangan berat setelah salah satu debitur utamanya, PT Sri Rejeki Isman Tbk (Sritex), dinyatakan pailit.

Terbaru kondisi kepailitan Sritex ternyata berbuntut panjang, emiten dengan kode saham SRIL ini telah melakukan PHK ribuan karyawannya sepanjang tahun ini dan rencana perusahaan tekstil tersebut untuk merumahkan sebagian besar pekerjanya meningkatkan risiko gagal bayar atas kredit yang telah diberikan BNI.

Direktur Utama PT Sri Rejeki Isman Tbk (Sritex), Iwan Kurniawan, mengatakan industri tekstil mengalami guncangan dalam beberapa waktu terakhir. PT Sritex dan anak perusahaannya pun terpaksa melakukan langkah efisiensi karyawan sekitar 10 ribu orang.

"Keputusan untuk efisiensi semuanya berdasarkan keputusan komersial atau keputusan bisnis, jadi bukan landasannya bahwa kita perusahaan yang mau bangkrut atau seperti apa," kata Iwan pekan lalu.

Baca Juga: Kok Bisa Garuda Indonesia Diklaim Untung Hingga Oktober 2024, Begini Jawaban Bosnya

BNI sendiri sebagai salah satu kreditur utama Sritex, BNI memiliki eksposur yang signifikan terhadap perusahaan tekstil tersebut. Nilai tagihan utang bank plat merah itu kepada Sritex mencapai US$23,807,151 atau sekitar Rp374.809.072.126.

Kondisi ini mengancam profitabilitas BNI dan potensial meningkatkan rasio kredit bermasalah (NPL) emiten bersandi BBNI.

Corporate Secretary BNI Okki Rushartomo mengatakan pihaknya bakal terus memantau perkembangannya dan berkoordinasi dengan pemerintah, khususnya Kementerian BUMN dan Kementerian Keuangan untuk membahas langkah-langkah selanjutnya.

Okki menyebut rasio kredit dalam risiko atau Loan at Risk (LAR) BNI saat ini telah turun dari 14,4% menjadi 11,8% periode sembilan bulan hingga September 2024 secara tahunan (yoy). Begitupun rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) yang turun menjadi 2% dari 2,3% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

"Kami meyakini risiko yang akan mempengaruhi laba perseroan akan terbatas," kata Okki.

Baca Juga: Kantongi Dana IPO Rp264 Miliar, DAAZ Mau Beli Bijih Nikel Hingga Batubara

Sebagaimana diketahui, kreditur SRIL menghadapi ketidakpastian setelah Sritex diputus pailit oleh PN Niaga Semarang. Hingga Juni 2024, SRIL tercatat memiliki utang bank jangka pendek US$11,36 juta dan utang bank jangka panjang US$809,99 juta.

Putusan itu diambil menyusul gugatan pembatalan perdamaian yang diajukan oleh PT Indo Bharat Rayon kepada Sritex dan anak perusahaannya PT Sinar Pantja Djaja, PT Bitratex Industries, dan PT Primayudha Mandirijaya lantaran dinilai lalai dalam memenuhi kewajiban pembayaran.

BNI tidak sendiri setidaknya ada 27 perbankan lain yang meminjamkan duitnya ke Sritex. Total ada 28 perbankan baik nasional maupun bank asing. Secara gross liabilitas jangka panjang SRIL dengan 28 perbankan itu mencapai US$809,99 juta atau sekitar Rp12.66 triliun.

Berikut adalah daftar kreditur Sritex per Juni 2024:

1.PT Bank Central Asia Tbk - US$ 71,309,857
2. State Bank of India, Singapore Branch - US$ 43,881,272
3. PT Bank QNB Indonesia Tbk - US$ 36,939,779
4. Citibank N.A., Indonesia - US$ 35,828,895
5. PT Bank Mizuho Indonesia - US$ 33,709,712
6. PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk - US$ 33,270,249 
7. PT Bank Muamalat Indonesia - US$ 25,450,735
8. PT Bank CIMB Niaga Tbk - US$ 25,339,757
9. PT Bank Maybank Indonesia Tbk - US$ 25,164,698
10. PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah - US$ 24,802,906
11. PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk - US$ 23,807,151
12. Bank of China (Hong Kong) Limited - US$ 21,775,703
13. PT Bank KEB Hana Indonesia - US$ 21,531,858
14. Taipei Fubon Commercial Bank Co., Ltd. - US$ 20,000,000
15. Woori Bank Singapore Branch - US$ 19,870,570
16. Standard Chartered Bank - US$ 19,570,364
17. PT Bank DBS Indonesia - US$ 18,238,799 
18. PT Bank Permata Tbk - US$ 16,707,799
19. PT Bank China Construction Indonesia Tbk - US$ 14,912,907
20. PT Bank DKI - US$ 9,130,551
21. Bank Emirates NBD - US$ 9,614,459
22. ICICI Bank Ltd., Singapore Branch - US$ 6,959,350
23. PT Bank CTBC Indonesia - US$ 6,950,110
24. Deutsche Bank AG - US$ 6,821,159
25. PT Bank Woori Saudara Indonesia 1906 Tbk - US$ 4,970,990
26. PT Bank Danamon Indonesia Tbk - US$ 4,519,552
27. PT Bank SBI Indonesia - US$ 4,380,882
28. MUFG Bank, Ltd. - US$ 23,777,384

Selain bank, Sritex juga memiliki utang kepada tiga perusahaan multifinance. Per September 2024, total utang Sritex kepada 28 bank dan tiga perusahaan multifinance totalnya mencapai Rp14,64 triliun.  

Robert
Salah satu buah karya mulyono...
1 komentar disini >

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI