IIF Catatkan Laba Bersih Rp 122,51 Miliar di 2024

Iwan Supriyatna Suara.Com
Rabu, 30 April 2025 | 13:24 WIB
IIF Catatkan Laba Bersih Rp 122,51 Miliar di 2024
PT Indonesia Infrastructure Finance (IIF) menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada Selasa, 29 April 2025.

Suara.com - PT Indonesia Infrastructure Finance (IIF) menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada Selasa, 29 April 2025. Rapat tersebut membahas dan menyetujui 5 (lima) mata acara termasuk di antaranya persetujuan atas Laporan Tahunan dan Laporan Keuangan termasuk di dalamnya Laporan Tugas Pengawasan Dewan Komisaris untuk Tahun Buku yang berakhir pada 31 Desember 2024 serta penggunaan laba bersih Perseroan tahun 2024.

Sebagai informasi, Perseroan mencatat pertumbuhan laba bersih sebesar 17,63% menjadi Rp122,51 miliar pada tahun 2024 dibandingkan tahun 2023 sebesar Rp104,15 miliar, atau 2,07% di atas anggaran 2024 sebesar Rp120,03 miliar.

Pencapaian laba bersih tersebut ditopang dari pendapatan usaha Perseroan pada tahun 2024 yang meningkat 3,70% menjadi Rp1,39 triliun dibandingkan tahun 2023 sebesar Rp1,34 triliun.

Tingkat pertumbuhan rata-rata (CAGR) pendapatan dan laba IIF selama periode lima tahunan masing-masing mencapai 11% dan 30%. Dari segi permodalan, tingkat pertumbuhan tahunan rata-rata IIF selama periode tersebut mencapai 11%.

Head of Legal & Corporate Secretary IIF, Nastantio W. Hadi menyampaikan, selama tahun 2024, Perseroan telah memainkan peran penting dalam mewujudkan pembiayaan pembangunan infrastruktur yang berkelanjutan.

"Total komitmen pembiayaan baru meningkat sebesar 11 dengan nilai total Rp3,93 triliun, naik 13,52% dibandingkan tahun 2023 sebesar Rp3,46 triliun. Komitmen pembiayaan tersebut mencakup sektor air bersih, kawasan ekonomi khusus, jalan tol, telekomunikasi, infrastruktur sosial, dan infrastruktur gas," kata Nastantio ditulis Rabu (30/4/2025).

Dari jasa advisory, Perseroan memperoleh 10 mandat baru dengan nilai kontrak sebesar Rp39 miliar yang mencakup 6 mandat untuk jasa ESG advisory, 3 mandat untuk jasa financial advisory and 1 mandat untuk equity divestment.

Dengan fondasi keuangan yang kuat dan komitmen terhadap prinsip-prinsip ESG, IIF siap mendukung percepatan pembangunan infrastruktur nasional demi mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif.

PT Indonesia Infrastructure Finance (“IIF”) adalah lembaga keuangan swasta non-bank, yang bergerak dalam pembiayaan infrastruktur dan layanan konsultasi yang dikelola secara profesional dan berfokus pada proyek- proyek infrastruktur yang layak secara komersial.

Baca Juga: Pembiayaan IIF Dorong Pertumbuhan Infrastruktur dan Ekonomi

IIF didirikan pada 15 Januari 2010 atas inisiatif Pemerintah Republik Indonesia bersama dengan lembaga keuangan internasional. Saat ini kepemilikan IIF adalah PT Sarana Multi Infrastruktur/SMI (Persero), Asian Development Bank (ADB), International Finance Corporation (IFC) yang merupakan bagian dari World Bank, Deutsche Investitions-und Entwicklungsgesellschaft (DEG) yang sepenuhnya dimiliki oleh KfW, dan Sumitomo Mitsui Banking Corporation (SMBC).

Dalam kegiatan usahanya, IIF menerapkan praktik terbaik berdasarkan standar internasional dalam memberikan kredit, tata kelola perusahaan, dan dalam menerapkan standar perlindungan sosial dan lingkungan untuk memastikan keberlanjutan pembangunan infrastruktur di Indonesia.

Infrastruktur adalah tulang punggung peradaban modern. Lebih dari sekadar jalan dan jembatan, infrastruktur mencakup sistem vital yang mendukung kehidupan sehari-hari dan pertumbuhan ekonomi.

Jaringan transportasi yang efisien, pasokan energi yang andal, sistem air bersih dan sanitasi yang memadai, serta konektivitas digital yang merata adalah pilar utama infrastruktur.

Investasi dalam infrastruktur memiliki dampak yang luas. Akses yang lebih baik ke pasar, lapangan kerja, dan layanan kesehatan meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Infrastruktur yang modern dan berkelanjutan menarik investasi, mendorong inovasi, dan meningkatkan daya saing suatu negara.

Pembangunan infrastruktur yang berkelanjutan harus mempertimbangkan aspek lingkungan dan sosial. Teknologi hijau, material ramah lingkungan, dan partisipasi masyarakat menjadi kunci untuk memastikan bahwa infrastruktur tidak hanya memenuhi kebutuhan saat ini, tetapi juga melindungi masa depan.

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI