IHSG Tertekan, Kesepakatan Dagang AS-Inggris Picu Kenaikan Wall Street dan Pasar Asia

M Nurhadi Suara.Com
Jum'at, 09 Mei 2025 | 07:30 WIB
IHSG Tertekan, Kesepakatan Dagang AS-Inggris Picu Kenaikan Wall Street dan Pasar Asia
Bursa Efek Indonesia (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Di tengah optimisme global, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Indonesia mengalami penurunan sebesar 1,42% pada perdagangan Kamis (9/5/2025) kemarin, disertai dengan aksi jual bersih asing yang mencapai sekitar 906 miliar rupiah. Saham-saham perbankan besar seperti BMRI, BBRI, BBNI, serta TLKM dan ASII, menjadi target utama penjualan asing.

Kajian BNI Sekuritas hari ini menjelaskan, secara teknikal, IHSG berpotensi mengalami technical rebound pada perdagangan hari ini, asalkan mampu mempertahankan level support di 6800.

Namun, tekanan dari aksi jual asing dan kekhawatiran terhadap perlambatan ekonomi global dapat membatasi potensi kenaikan IHSG. Investor disarankan untuk tetap waspada dan memantau perkembangan sentimen pasar global serta kebijakan ekonomi domestik.

Sementara, sentimen positif menyelimuti pasar keuangan global pada Kamis (8/5), dipicu oleh pengumuman kerangka kesepakatan dagang antara Amerika Serikat (AS) dan Inggris. Langkah ini, yang menandai perjanjian perdagangan besar pertama sejak AS menerapkan tarif pre-emptive terhadap banyak negara, memicu optimisme di kalangan investor dan mendorong kenaikan signifikan di Wall Street.

Indeks-indeks utama AS mencatatkan kenaikan yang solid. Dow Jones Industrial Average (DJIA) melonjak 0,62%, S&P 500 menguat 0,58%, dan Nasdaq Composite, yang didorong oleh sektor teknologi, melonjak 1,07%.

Presiden AS, Donald Trump, mengisyaratkan bahwa kesepakatan ini adalah bagian dari strategi yang lebih luas untuk menekan negara-negara dengan surplus perdagangan besar, dengan mengatakan, "Beberapa negara akan dikenakan tarif yang jauh lebih tinggi karena mereka memiliki surplus perdagangan besar."

Trump juga menambahkan, "Detail akhir sedang dirampungkan. Dalam beberapa minggu ke depan semuanya akan final."

Sektor teknologi menjadi bintang di Wall Street, dengan saham-saham seperti Alphabet mencatatkan kenaikan hampir 2%. Kenaikan ini dipicu oleh pernyataan Google yang membantah laporan mengenai penurunan penggunaan mesin pencari mereka di browser Safari, yang dikaitkan dengan peningkatan penggunaan kecerdasan buatan (AI).

Selain itu, pencabutan pembatasan chip era Biden oleh pemerintah AS juga memberikan dorongan signifikan bagi saham-saham teknologi. Saham Boeing juga mengalami kenaikan 3% setelah Menteri Perdagangan, Howard Lutnick, menyatakan bahwa kesepakatan dagang AS-Inggris akan membuka jalan bagi pemesanan pesawat Boeing bernilai miliaran dolar.  

Baca Juga: Berakhir Menguat, IHSG Gagal Tembus Level 7.000 pada Hari Ini

 Pasar Asia Ikuti Jejak Wall Street, Fokus pada Kebijakan The Fed dan Perdagangan AS-Tiongkok

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI