Emiten Ritel Hypermart Masih Rugi Rp22,3 Miliar

Rabu, 14 Mei 2025 | 10:06 WIB
Emiten Ritel Hypermart Masih Rugi Rp22,3 Miliar
PT Matahari Putra Prima Tbk (MPPA), sang pemilik jaringan ritel Hypermart harus gigit jari karena kinerja keuangan mereka masih harus merugi di tiga bulan pertama tahun 2025.
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - PT Matahari Putra Prima Tbk (MPPA), sang pemilik jaringan ritel Hypermart harus gigit jari karena kinerja keuangan mereka masih harus merugi di tiga bulan pertama tahun 2025.

Pasalnya, laporan keuangan kuartal pertama 2025 menunjukkan bahwa emiten Grup Lippo ini mencatat kerugian sebesar Rp22,3 miliar. Meskipun demikian, secercah harapan mulai terlihat karena kerugian ini menciut signifikan sebesar 25,83 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai minus Rp30,07 miliar. Alhasil, rugi per saham dasar tetap berkisar di angka Rp2.

Di tengah tantangan tersebut, Hypermart justru mencatatkan kinerja penjualan yang menggembirakan. Penjualan bersih perseroan melambung 6,59 persen menjadi Rp2,1 triliun, naik signifikan dari Rp1,97 triliun pada kuartal pertama 2024. Sayangnya, peningkatan penjualan ini diiringi dengan pembengkakan beban pokok penjualan menjadi Rp1,78 triliun dari sebelumnya Rp1,65 triliun. Kendati demikian, laba kotor Hypermart masih mampu mencatatkan kenaikan tipis menjadi Rp324,1 miliar dari Rp318,75 miliar.

Kabar baik lainnya datang dari upaya efisiensi yang dilakukan Hypermart. Beban penjualan berhasil ditekan menjadi Rp45,89 miliar dari Rp46,92 miliar, begitu pula dengan beban umum dan administrasi yang menyusut menjadi Rp291,19 miliar dari Rp292,92 miliar. Selain itu, pendapatan sewa juga menunjukkan tren positif dengan kenaikan menjadi Rp23,51 miliar dari Rp21,34 miliar. Hasilnya, laba usaha Hypermart melonjak tajam menjadi Rp10,2 miliar, berbalik arah dari laba usaha Rp3,54 miliar pada periode yang sama tahun lalu.

Upaya manajemen dalam mengelola keuangan juga membuahkan hasil. Beban keuangan berhasil ditekan menjadi Rp34,26 miliar dari Rp36,73 miliar. Meskipun penghasilan keuangan hanya naik tipis menjadi Rp1,68 miliar dari Rp1,67 miliar, namun secara keseluruhan, rugi sebelum pajak Hypermart berhasil diciutkan menjadi Rp22,37 miliar dari sebelumnya Rp31,51 miliar.

Namun, catatan kurang menggembirakan terjadi pada pos pajak. Manfaat pajak penghasilan mengalami penurunan menjadi Rp1,52 miliar dari Rp2,23 miliar, sementara beban pajak final justru membengkak menjadi Rp1,46 miliar dari Rp785 juta. Alhasil, rugi periode berjalan Hypermart tercatat Rp22,31 miliar, masih lebih baik dari kerugian Rp30,07 miliar pada kuartal pertama tahun lalu.

Dari sisi neraca keuangan, Hypermart mencatatkan penurunan jumlah ekuitas menjadi Rp129,45 miliar dari Rp150,26 miliar pada akhir 2024. Defisit juga tercatat sedikit meningkat menjadi Rp2,82 triliun dari Rp2,8 triliun. Sementara itu, total liabilitas mengalami pembengkakan menjadi Rp3,64 triliun dari Rp3,41 triliun. Di sisi lain, jumlah aset Hypermart justru mengalami lonjakan signifikan menjadi Rp3,77 triliun dari Rp3,56 triliun pada akhir tahun lalu.

Hypermart adalah sebuah jaringan hipermarket di Indonesia yang dimiliki oleh PT Matahari Putra Prima Tbk. Meliputi 100 gerai (2021), Hypermart menyatakan dirinya sebagai ritel modern yang menargetkan kelas menengah yang berkembang. Hypermart menyediakan berbagai macam produk, mulai dari groseri, produk segar, bazaar, softlines dan barang-barang elektronik.

PT Matahari Putra Prima Tbk sendiri didirikan 11 Maret 1986. Perusahaan menjalankan bisnis utamanya yakni mengelola hypermarket dan jaringan supermarket yang menyediakan berbagai produk, seperti produk kebutuhan sehari-hari hingga elektronik.

Baca Juga: Aroma Pahit Industri Jamu, Laba Produsen "Tolak Angin' Ambles 40 Persen di Kuartal I 2025

Perseroan mengoperasikan Hypermart, Primo, Foodmart, Hyfresh, Boston Health & Beauty, FMX dan SmartClub di lebih dari 150 lokasi di Jakarta dan kota-kota lain di Indonesia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI