Suara.com - Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), terus melanjutkan reli penguatan di perdagangan, Senin, 26 Mei 2025 pagi, menguat di level 7.231.
Mengutip data RTI Business, pada Pukul 09.16 IHSG masih berada di zona hijau menuju level 7.224 atau naik 10,30 poin, secara presentase naik 0,14 persen.
Pada perdagangan pada waktu itu, sebanyak 2,70 miliar saham diperdagangkan dengan nilai transaksi sebesar Rp1,90 triliun, serta frekuensi sebanyak 198.181 kali.
Dalam perdagangan di waktu itu, sebanyak 223 saham bergerak naik, sedangkan 229 saham mengalami penurunan, dan 200 saham tidak mengalami pergerakan.
Adapun, beberapa saham yang mendorong penguatan IHSG hari ini diantaranya, ZYRX, BAJA, WAPO, DAAZ, RAJA, SMKM, BRMS, TOBA, TAYS, AADI, MDKA, INCO, NCKL, ARCI.
Sementara saham-saham yang mengalami penurunan tajam di perdagangan hari ini diantaranya, TOTL, HAJ, BBSS, SOLA, ERAA, AYLS, BCIP, PWON, SGRO, NAIK, DKHH, PNBN, BULL, PYFA.
Sebelumnya, Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), Senin, 26 Mei 2025, diproyeksikan melanjutkan tren penguatan.
Pada perdagangan Jumat pekan kemarin, setelah IHSG ditutup naik sebesar 0,66 persen didukung aksi beli investor asing yang mencatatkan net buy sebesar Rp 514 miliar.
Head of Retail Research BNI Sekuritas, Fanny Suherman mengatakan, potensi penguatan IHSG hari ini ditopang oleh sentimen eksternal, khususnya pelemahan dolar AS yang dipicu kekhawatiran pasar terhadap ancaman tarif dari mantan Presiden Donald Trump.
Baca Juga: Ketidakjelasan Tarif Trump Dorong IHSG Bisa Menghijau Hari Ini, Cek Saham-saham Pilihan
"Pasar global kembali diguncang ketidakpastian setelah Donald Trump menyatakan dukungan atas tarif sebesar 50 persen untuk barang-barang asal Eropa," ujar Fanny dalam riset hariannya pada Senin 26 Mei 2025.
Menurutnya, ini membuat pelaku pasar cemas dan berdampak pada pelemahan dolar, yang secara teknikal memberikan ruang bagi penguatan pasar saham emerging market seperti Indonesia.
Fanny menuturkan, pergerakan IHSG juga mendapat sentimen positif dari bursa Asia Pasifik yang mayoritas menguat di tengah evaluasi data ekonomi regional.
Di Jepang, inflasi inti meningkat menjadi 3,5 persen pada April, dan menjadi perhatian utama bagi Bank of Japan dalam mempertimbangkan arah suku bunga ke depan.
"Penguatan indeks regional seperti Nikkei dan Hang Seng memberi sinyal bahwa investor di Asia mulai beradaptasi dengan data ekonomi dan ancaman tarif, serta kembali melakukan akumulasi saham," imbuh Fanny.
Secara teknikal, IHSG saat ini berada pada tren penguatan dengan support di level 7.150 hingga 7.200 dan resistance di kisaran 7.250 hingga 7270.