Suara.com - Pemutusan hubungan kerja (PHK) terus dilakukan perusahan besar untuk bisa bertahan dalam persaingan bisnis. Hal ini dikarenakan kerugian perusahaan yang terus anjlok mengakibatkan pada keputusan pemangkasan karyawan.
Untuk itu, berikut 13 perusahaan dunia yang sudah memutuskan PHK di bulan Mei 2025:
United Parcel Service
United Parcel Service turun drastis. Tentunya estimasi pasar dan raksasa pengiriman paket itu segera melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) kepada karyawannya. Sebanyak 20.000 pekerjaan bakal dipangkas untuk menurunkan biaya dalam ekonomi yang tidak menentu
Cloetta
Grup permen Cloetta akan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) pada karyawannya. Perusahaan tersebut memangkas hingga 100 pekerjaan di seluruh operasinya di Eropa pada akhir tahun
Radio Free Asia
Radio Free Asia memberhentikan sebagian besar stafnya dan menutup banyak siaran dan layanan berita. Hal ini dikarenakan keuangan perusahaan yang terus merosot.
LVMH
Baca Juga: Ratusan Karyawan TikTok Shop dan Tokopedia Masuk Radar PHK
Louis Vuitton Moët Hennessy (LVMH) segera melakukan pemutusan hubungan kerja (phk) dengan karyawannya.
Adapun, para eksekutif baru di divisi anggur dan minuman beralkohol LVMH bermaksud phk sekitar 1.200 pekerjaan dari jumlah karyawan saat ini yang mencapai 9.400.
Harbour Energy
Produsen minyak dan gas terbesar di Inggris yakni Harbour Energy segera melakukan pemutusan hubungan kerja (phk) terhadap karyawanny. Perusahaan akan memangkas 250 pekerjaan lagi di Aberdeen.
Panasonic
Dalam sebuah pernyataan pada hari Jumat, Panasonic mengatakan akan memangkas sekitar 10.000 pekerjaan di seluruh dunia, atau sekitar 4 persen karyawan, terutama dalam tahun fiskal yang dimulai pada bulan April.
Microsoft
Microsoft kembali terkena badai pemutusan hububgan kerja (phk). Adapun, perusahaan akan memberhentikan 3 persen atau sekitar 6000 karyawan di semua level, tim, dan geografi.
Nissan
Nissan kembali harus memilih pemutusan hubungan kerja(PHK). Keputusan ini dilakukan dalam pemangkasan biaya baru yang besar-besaran agar bisa mempertahankan bisnisnya.
Adapun, perusahaan akan menghilangkan 11.000 pekerjaan lagi dan mengurangi produksi. Serta mengakhiri tahun yang penuh gejolak yang membuat produsen mobil Jepang itu berjuang untuk bangkit kembali.
Westpac Banking Corp
Badai pemutusan hubungan kerja(PHK) makin meluas. Hal ini menyusul Westpac Banking Corpyang berencana untuk memangkas lebih dari 1.500 pekerjaan.
Keputusan ini guna memenuhi target pengurangan biaya dan menyederhanakan operasinya yang membengkak. Diketahui, Westpac, adalah sebuah perusahan jasa finansial multinasional dan menjadi bank terbesar di Australia.
Walmart
Walmart berencana memangkas sekitar 1.500 pekerjaan sebagai bagian dari upaya restrukturisasi untuk menyederhanakan operasinya, menurut memo yang dilihat oleh Reuters. Rencana perusahaan akan memengaruhi tim dalam operasi teknologi globalnya, pemenuhan e-commerce di toko-toko AS, dan bisnis periklanannya Walmart Connect.
Volvo
Volvo Cars atau VOLCARb.ST akan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap sekitar 3.000 karyawannya.
Rencana ini merupakan bagian dari strategi restrukturisasi yang diumumkan perusahaan otomotif tersebut sejak bulan lalu
Chevron
Chevron yang merupakan perusahaan produsen energi harus memangkas karyawannya pada bulan ini. Perusahaan memutuskan untuk melakukan pemutusan hubungan kerja (phk) sebanyak 200 pegawainnya
Dilansir Reuters, 200 karyawan di Texas akan kehilangan pekerjaannya. PHK tersebut merupakan bagian dari rencana produsen minyak AS untuk memangkas hingga 20% dari tenaga kerja globalnya pada akhir tahun 2026.
Gelombang Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) melanda berbagai sektor industri, dari teknologi hingga ritel, memicu kekhawatiran ekonomi global.
Perusahaan-perusahaan besar beralasan PHK dilakukan untuk efisiensi, restrukturisasi, atau sebagai respons terhadap penurunan permintaan pasar akibat inflasi dan resesi.
Dampak PHK sangat signifikan, tidak hanya bagi karyawan yang kehilangan pekerjaan, tetapi juga bagi keluarga mereka dan perekonomian secara luas.
Meningkatnya angka pengangguran dapat menurunkan daya beli masyarakat, memperlambat pertumbuhan ekonomi, dan meningkatkan potensi ketidakstabilan sosial.
Pemerintah dan pemangku kepentingan lainnya perlu mengambil langkah-langkah proaktif untuk memitigasi dampak negatif ini dan membantu para pekerja yang terkena PHK untuk mendapatkan pekerjaan baru.