Insentif PPN DTP dan PBB Dongkrak Daya Beli Properti, HBAT Prediksi 2025 Kinerja Bertumbuh

Iwan Supriyatna Suara.Com
Kamis, 12 Juni 2025 | 13:29 WIB
Insentif PPN DTP dan PBB Dongkrak Daya Beli Properti, HBAT Prediksi 2025 Kinerja Bertumbuh
Emiten pengembang properti berbasis di Minahasa Sulawesi Utara bernama PT Minahasa Membangun Hebat Tbk (kode saham: HBAT), menyampaikan optimisme terhadap prospek bisnis tahun 2025.
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Emiten pengembang properti berbasis di Minahasa Sulawesi Utara bernama PT Minahasa Membangun Hebat Tbk (kode saham: HBAT), menyampaikan optimisme terhadap prospek bisnis tahun 2025.

Dalam Paparan Publik usai Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) Tahun Buku 2024, Direksi Perseroan menyampaikan, bahwa tren pertumbuhan ekonomi nasional yang stabil, ditambah kondisi makro Sulawesi Utara yang positif, menjadi katalis penting bagi kinerja perusahaan tahun ini.

Direktur Utama PT Minahasa Membangun Hebat Tbk - Go Ronny Nugroho, mengatakan, bahwa kebijakan Pemerintah yang mendukung daya beli masyarakat, seperti insentif Pajak Pertambahan Nilai ditanggung Pemerintah (PPN DTP), batas atas Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) yang kini naik dari 0,3% menjadi 0,5%, serta suku bunga kredit yang relatif stabil, turut mendorong permintaan hunian.

"Kami optimistis bahwa pada 2025 dan tahun-tahun mendatang, bisnis HBAT akan mengalami pertumbuhan positif dan terus berkelanjutan," kata Ronny saat Paparan Publik usai RUPST Tahun Buku 2024 di Jakarta, Kamis (12/6/2025).

Untuk menjaga momentum pertumbuhan, HBAT telah menyiapkan sejumlah kebijakan strategis sebagai respons terhadap dinamika pasar properti dan persaingan usaha.

Beberapa kebijakan tersebut antara lain diversifikasi geografis melalui rencana pembelian lahan baru di lokasi-lokasi strategis di Sulawesi Utara. Mengedepankan keseimbangan sumber pendapatan antara recurring income dan pendapatan dari pengembangan properti (development).

Memastikan pembangunan yang sedang berlangsung berjalan dengan baik dan tepat waktu. Pengelolaan arus kas atau cashflow yang sehat agar mampu menunjang operasional dan pengembangan usaha Perseroan. Memastikan kompetensi sumber daya manusia (SDM) agar mampu menunjang operasional Perseroan.

Strategi ini merupakan kelanjutan dari kebijakan HBAT di tahun 2024, seperti efisiensi biaya produksi tanpa menurunkan kualitas bangunan, penguatan pemasaran konvensional dan digital, hingga peningkatan nilai tambah kawasan perumahan dengan fasilitas yang unggul dibandingkan kompetitor.

Sepanjang 2024, Perseroan berhasil mengantongi kenaikan penjualan sebesar 5,25% menjadi Rp39,47 miliar dari tahun sebelumnya sebesar Rp37,5 miliar.

Baca Juga: Minat Properti Mewah di Tengah Besarnya Persaingan Pasar Menengah ke Bawah

Laba komprehensif 2024 mencapai Rp8,47 miliar meskipun masih berada di bawah target penjualan sebesar Rp65,4 miliar atau setara dengan capaian 60,04% dari target tahunan.

Laba bruto tercatat turun tipis 6,86% menjadi Rp17,64 miliar dibandingkan sepanjang 2023 sebesar Rp18,94 miliar. Beban pokok penjualan naik 17,68% menjadi Rp21,83 miliar dibandingkan akhir 2023 sebesar Rp18,55 miliar.

Untuk total aset Perseroan naik 15,98% menjadi Rp82,08 miliar dari posisi akhir 2023 sebesar Rp70,77 miliar. Ekuitas tercatat naik 12,14% mencapai Rp78,3 miliar dari tahun sebelumnya Rp69,82 miliar.

Untuk liabilitas Perseroan tercatat sebesar Rp3,78 miliar naik hampir dua kali lipat dari tahun sebelumnya sebesar Rp950,97 juta.

“Dana hasil Penawaran Umum Perdana Saham atau Initial Public Offering (IPO) setelah dikurangi biaya emisi tercatat sebesar Rp23,8 miliar. Alokasi penggunaannya adalah 46,20% untuk pembelian lahan (landbank), 45,36% untuk pembangunan fasilitas umum dan prasarana di perumahan Sawangan Permai. Sisanya 8,44% untuk modal kerja, termasuk pembayaran kepada kontraktor dan pemasok,” ungkap Andrie Rianto – Direktur HBAT.

Realisasi hingga 31 Desember 2024 telah mencapai Rp18,79 miliar, sedangkan hingga akhir 2024 tercatat Rp20,03 miliar. Dengan demikian, sisa dana IPO yang belum digunakan mencapai Rp3,79 miliar.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI