Suara.com - Ketua Forum Konsumen Berdaya Indonesia (FKBI), Tulus Abadi, menilai layanan kelistrikan sepanjang tahun 2024 minim gangguan. Hal ini tercermin dari penurunan indeks gangguan listrik, yakni System Average Interruption Frequency Index (SAIFI) yang turun 24 persen menjadi 3 kali per pelanggan.
Adapun System Average Interruption Duration Index (SAIDI) juga menurun sebesar 5 persen atau setara 17 menit dibandingkan tahun sebelumnya.
"Kinerja PLN menunjukkan sistem kelistrikan dikelola semakin baik. Ini penting agar masyarakat di seluruh Indonesia mendapat pasokan listrik yang stabil dan andal. Harapannya, tren ini terus berlanjut," ujar Tulus di Jakarta, yang dikutip Rabu (25/6/2025).
Penurunan gangguan listrik tersebut, sebut Tulis, menunjukkan bahwa transformasi PLN berjalan efektif.

"Mereka tidak hanya mengandalkan perbaikan teknis, tetapi juga melakukan modernisasi teknologi, integrasi digital dalam layanan, serta penguatan perencanaan infrastruktur berbasis data dan analitik," ujar Tulus.
Tulus mengungkapkan, kekinian manajemen PLN dinilai memiliki kapasitas kuat dalam menjalankan transformasi menyeluruh, bahkan di tengah tantangan global yang terus berkembang di sektor energi.
"PLN mampu menjaga keandalan sistem listrik nasional sekaligus memperkuat struktur kelistrikan agar makin tangguh dan kompetitif," imbuh dia.
Untuk diketahui, sepanjang 2024, PLN membukukan penjualan tenaga listrik sebesar 306,22 terawatt hour (TWh) atau tumbuh 6,17 persen dibandingkan dengan realisasi 2023. Capaian ini juga setara 102,08 persen dari target yang ditetapkan Pemerintah sebesar 299,99 TWh.
Penjualan tenaga listrik ini menjadi penopang utama pendapatan perseroan yang mencapai Rp 353,17 triliun, meningkat dari Rp 333,19 triliun pada tahun sebelumnya. Pada 2024, penjualan listrik didominasi oleh sektor rumah tangga sebesar 43 persen, disusul sektor industri 30 persen, sektor bisnis 19 persen, dan sektor lainnya 8 perse.
Baca Juga: PLN Indonesia Power UBP Bali Perkuat Daya Dukung Energi Bersih
Peningkatan penjualan tenaga listrik ini juga didukung oleh upaya penambahan aset serta konsolidasi seluruh proses bisnis PLN hingga menjadi perusahaan yang modern, inovatif dan siap beradaptasi dengan perubahan iklim bisnis global. Berkat upaya tersebut, jumlah pelanggan tumbuh 5,88 persen dari periode sebelumnya atau sebesar 3,72 juta pelanggan.
Sementara itu, dari sisi pelanggan rumah tangga, PLN terus memperluas jangkauan layanan melalui program listrik desa (Lisdes). Sesuai arahan Pemerintah, pembangunan infrastruktur kelistrikan di daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T) terus dikebut.
Di sektor industri, selaras dengan target Pemerintah, PLN juga turut berkontribusi menyukseskan program hilirisasi nasional. Hal ini tercermin melalui penjualan tenaga listrik yang meningkat sebesar 92,28 TWh atau tumbuh 4,17 persen dibandingkan dengan tahun lalu.
Program hilirisasi ini mendorong tumbuhnya industri pengolahan dan manufaktur, termasuk smelter dan industri berbasis mineral strategis yang berdampak langsung pada peningkatan konsumsi listrik.
Upaya ini berhasil mengerek rasio elektrifikasi nasional menjadi 99,83 persen. Penambahan tersebut juga berimbas pada peningkatan penjualan listrik pelanggan rumah tangga sebesar 130,43 TWh, naik 6,62 persen.
Di sektor industri, selaras dengan target Pemerintah, PLN juga turut berkontribusi menyukseskan program hilirisasi nasional. Hal ini tercermin melalui penjualan tenaga listrik yang meningkat sebesar 92,28 TWh atau tumbuh 4,17 persen dibandingkan dengan tahun lalu. Program hilirisasi ini mendorong tumbuhnya industri pengolahan dan manufaktur, termasuk smelter dan industri berbasis mineral strategis yang berdampak langsung pada peningkatan konsumsi listrik.