Lebih Pilih Pakai AI, Perusahaan Lowongan Kerja Indeed PHK 1.300 Karyawan

Jum'at, 11 Juli 2025 | 10:07 WIB
Lebih Pilih Pakai AI, Perusahaan Lowongan Kerja Indeed PHK 1.300 Karyawan
Ilustrasi PHK gegara AI. (Ist)

Suara.com - Recruit Holdings, induk perusahaan Indeed dan Glassdoor di Jepang, akan mengurangi jumlah karyawan sekitar 1.300 di kedua lokasi kerja tersebut. Kepitusan ini dilakukan lantaran tengah pergeseran fokus ke arah kecerdasan buatan.

Pemutusan hubungan kerja (PHK) tersebut yang mewakili sekitar 6 persen dari tenaga kerja di segmen teknologi SDM. Sebagian, besar berada di AS dan berada di tim penelitian dan pengembangan, pertumbuhan, serta SDM dan keberlanjutan, tetapi mencakup semua fungsi dan beberapa negara, menurut memo tersebut.

Meski demikian, perusahaan tidak memberikan alasan spesifik untuk PHK tersebut.

CEO Recruit Hisayuki "Deko" Idekoba mengatakan pemutusan ini dikarenakan penggunaan AI yang lebih efisien dalam menyelesaikan pekerjaan.

"AI sedang mengubah dunia, dan kita harus beradaptasi dengan memastikan produk kami memberikan pengalaman yang benar-benar luar biasa bagi para pencari kerja dan pemberi kerja," katanya dilansir CNN International, Jumat (11/7/2025).

Recruit juga mengatakan akan mengintegrasikan operasi Glassdoor ke dalam Indeed. Akibatnya, CEO Glassdoor, Christian Sutherland-Wong, akan meninggalkan perusahaan, efektif per 1 Oktober.

LaFawn Davis, kepala sumber daya manusia dan keberlanjutan Indeed, juga akan mengundurkan diri efektif per 1 September, dan akan digantikan oleh Ayano Senaha, kepala operasional Recruit.

Recruit, yang mengakuisisi Indeed pada tahun 2012 dan Glassdoor pada tahun 2018, saat ini memiliki 20.000 karyawan di unit bisnis teknologi SDM.

Pada tahun 2024, Indeed mengumumkan rencana untuk memangkas 1.000 posisi. Hal ini menyusul pengumuman sebelumnya setahun sebelumnya, ketika perusahaan mengatakan akan memangkas sekitar 2.200 pekerjaan, yang mewakili 15% dari total stafnya.

Baca Juga: Bisnis di Ujung Tanduk? Bos Apindo Jabar Ungkap Strategi Bertahan di Tengah Badai Ekonomi

Sebelumnya, perusahaan-perusahaan AS, termasuk raksasa teknologi Meta dan Microsoft, baru-baru ini mengumumkan PHK untuk memprioritaskan investasi AI serta untuk mengarungi perlambatan pertumbuhan ekonomi.

Pemutusan hubungan kerja juga dilakukan oleh beberapa perusahaan. Salah satunya adalah Bumble. Aplikasi kencan yang sedang terpuruk yang sahamnya telah kehilangan 90 persen memangkas karyawannya. Perusahaan melakukan pemutusan hubungan kerja sebanyak 30 persen karyawannya.

Perusahaan mengumumkan dalam pengajuan peraturan pada hari Rabu bahwa PHK tersebut berjumlah 240 posisi. Serta akan menghemat Bumble sebesar 40 juta dolar AS setiap tahunnya.

Pengurangan tenaga kerja tersebut "menyelaraskan kembali struktur operasinya untuk mengoptimalkan pelaksanaan prioritas strategisnya," dengan perusahaan menginvestasikan kembali "sebagian besar" uang yang dihemat ke dalam produk dan alat baru.

Ini adalah tanda peringatan terbaru bahwa pengguna yang lebih muda semakin frustrasi dan meninggalkan kencan daring. Serta memaksa perusahaan seperti Bumble untuk mencari cara baru untuk berinovasi, termasuk memberi penekanan lebih kuat pada penggunaan kecerdasan buatan untuk menemukan kecocokan.

"Keputusan ini tidak dibuat dengan mudah, dan kami sangat berterima kasih atas kontribusi setiap karyawan yang terdampak," kata juru bicara Bumble.

"Fokus kami sekarang adalah bergerak maju dengan cara yang memperkuat bisnis inti kami, terus melayani anggota kami secara efektif, dan memposisikan kami untuk pertumbuhan di masa depan," katanya.

Saham Bumble telah anjlok sejak go public empat tahun lalu, mendorong pendiri Whitney Wolfe Herd untuk kembali ke perusahaan pada bulan Maret setelah absen selama dua tahun. Herd terus terang dalam sebuah wawancara dengan New York Times, mengatakan pendapatannya terus anjlok.

" Bumble "membutuhkan saya kembali" dan bahwa menyaksikannya jatuh dari puncaknya sangat sulit. Pendapatan turun hampir 8% pada kuartal terakhir Bumble, dan pelanggan premium berbayar turun sebesar 1%. Perusahaan akan merilis laporan pendapatan berikutnya pada bulan Agustus," katanya.

Selain Bumble, pesaing seperti aplikasi milik Match Groups, Hinge dan Tinder, juga tengah berjuang. Pada bulan Mei, perusahaan tersebut mengurangi tenaga kerjanya sebesar 13 persen yang berarti sekitar 300 karyawan. Tinder meluncurkan fitur-fitur baru untuk membuat pengguna tetap terlibat, termasuk fitur "kencan ganda" yang memungkinkan teman-teman pengguna untuk berpasangan dan melakukan kencan berkelompok.

Namun, ada satu perusahaan kencan yang sukses. Grindr, aplikasi yang berorientasi pada LGBTQ+, telah melihat sahamnya tumbuh lebih dari 115 persen selama setahun terakhir. Aplikasi ini berkembang melampaui format grid berbasis lokasi dan berpusat pada hubungan dengan fitur-fitur baru yang ditujukan untuk menjadikannya aplikasi kencan yang lebih formal.

Tentunya, sebuah upaya untuk memperluas basis penggunanya dan menarik lebih banyak pengiklan. Hal ini harus diterapkan pada inovasi baru.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI