Suara.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akhirnya ditutup menghijau pada perdagangan Senin, 14 Juli 2025. IHSG dari awal hingga akhir perdagangan terus bergerak di zona hijau.
Mengutip data RTI Business, IHSG ditutup menguat ke level 7.097 atau naik 49,71 poin, secara presentase naik 0,71 persen.
Pada perdagangan pada hari ini, sebanyak 24,29 miliar saham diperdagangkan dengan nilai transaksi sebesar Rp 19,07 triliun, serta frekuensi sebanyak 1,78 juta kali.
Dalam perdagangan di waktu tersebut, sebanyak 188 saham bergerak naik, sedangkan 418 saham mengalami penurunan, dan 198 saham tidak mengalami pergerakan.
![Layar digital menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Rabu (9/7/2025). [Suara.com/Alfian Winanto]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/07/09/72280-ihsg-indeks-harga-saham-gabungan-bursa-efek-ilustrasi-bursa-ilustrasi-ihsg.jpg)
Adapun, beberapa saham yang menghijau pada waktu itu diantaranya, Meri, SSIA, NRCA, PTRO, PSAT, BLOG, BREN, DNAR, CUAN, ASPI, BRPT, PMUI, DSSA, COIN.
Sementara saham-saham yang mengalami penurunan tajam di perdagangan waktu itu diantaranya, IOTF, MINA, FILM, PTMP, PACK, NINE, BBHI, KRYA, JATI, SMBR, MPPA, BMRI, KPIG, NICE, ERAL.
Phintraco sekuritas dalam riset hariannya, melihat, penguatan IHSG ini membawa indeks berhasil menembus resistance teknikal penting di atas rata-rata pergerakan 200 hari (MA200) yang berada di sekitar level 7.082.
Meski begitu, secara teknikal, penguatan IHSG tampak belum sepenuhnya solid. Indikator Stochastic RSI saat ini berada di area overbought, yang mengindikasikan potensi koreksi dalam jangka pendek.
Selain itu, volume jual juga mulai meningkat, memberikan sinyal bahwa investor mulai mengambil aksi ambil untung setelah reli teknikal yang terjadi beberapa hari terakhir. Di sisi lain, indikator MACD masih menunjukkan momentum positif, mencerminkan tren naik belum sepenuhnya berakhir.
Baca Juga: Terus Menghijau, Saham COIN Bisa Terjadi Pola Uptrend? Ini Kata Analis
Melihat kondisi tersebut, analis memperkirakan bahwa IHSG berpeluang mengalami pullback jangka pendek untuk menutup gap yang masih terbuka di sekitar level 7.055. Level support penting saat ini berada di area 7.050, sementara pivot di 7.100 dan resistance jangka pendek berada di kisaran 7.150. Pergerakan indeks ke depan akan sangat ditentukan oleh sentimen eksternal dan hasil data ekonomi global yang dirilis pekan ini.
Dari sisi global, pelaku pasar mencermati data neraca perdagangan China yang mencatat surplus signifikan sebesar USD 114,77 miliar pada Juni 2025, naik dari US$103,22 miliar pada Mei. Kenaikan surplus ini ditopang oleh pertumbuhan ekspor yang mencapai 5,8 persen secara tahunan (YoY), lebih tinggi dari pertumbuhan impor sebesar 1,1 persen YoY.
Namun demikian, hubungan dagang dengan Amerika Serikat menunjukkan tren penurunan, dengan ekspor ke AS menyusut 16,1 persen YoY dan impor dari AS turun 15,5 persen YoY. Meskipun demikian, surplus perdagangan China dengan AS tetap meningkat menjadi USD 26,57 miliar, dari sebelumnya USD 18 miliar.
Pasar juga menanti rilis data pertumbuhan ekonomi Tiongkok untuk kuartal II-2025 yang dijadwalkan keluar Selasa (15/7). Ekonomi Negeri Tirai Bambu diperkirakan tumbuh 5,1 persen YoY, sedikit melambat dari 5,4% pada kuartal sebelumnya.
Sementara itu, penjualan ritel dan produksi industri bulan Juni juga diproyeksikan melemah masing-masing ke 5,6 persen YoY dan 5,6 persen YoY dari sebelumnya 6,4 persen dan 5,8 persen.
Dari Amerika Serikat, investor global menanti data inflasi Indeks Harga Konsumen (CPI) Juni yang akan menjadi petunjuk penting arah kebijakan Federal Reserve ke depan. CPI utama diperkirakan naik menjadi 2,7 persen YoY dari 2,4 persen pada Mei, sedangkan inflasi inti (core CPI) diprediksi meningkat menjadi 3 persen YoY dari sebelumnya 2,8 persen. Data ini akan sangat memengaruhi ekspektasi pasar terkait potensi perubahan suku bunga acuan oleh The Fed.