Bergerak Fluktuatif, Saham BBCA Masih Menarik Dilirik?

Achmad Fauzi Suara.Com
Sabtu, 02 Agustus 2025 | 14:51 WIB
Bergerak Fluktuatif, Saham BBCA Masih Menarik Dilirik?
Gedung Bank Central Asia (BCA) di Jakarta, Rabu (28/6/2023). [Suara.com/Alfian Winanto]

Suara.com - Pergerakan saham PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) belakangan ini melangamai naik turun atau fluktuatif. Padahal, Bank swasta terbesar di Indonesia memiliki kinerja yang positif.

Berdasarkan data Bursa efek Indonesia (BEI), sepekan kemarin harga saham BBCA turun 2,3 persen di level harga Rp 8.300 per lembar saham.

Namun, pada Jumat, 1 Agustus 2025, BBCA akhirnya menguat 0,30 persen atau 25 poin, setelah pada tiga hari sebelumnya anjlok.

Adapun, volume transaksi saham BBCA mencapai 86,19 juta lembar saham dengan nilai transaksi sebesar Rp 719,8 miliar, serta frekuensi mencapai 27.130 ribu kali. Sedangkan, kapitalisasi pasar mencapai Rp 1,013 triliun.

Lalu, apakah saham BBCA masih menarik untuk dipantau?

Ilustrasi BCA Mobile
Ilustrasi BCA Mobile

Direktur PT Reliance Sekuritas Indonesia Tbk, Reza Priyambada menilai, penurunan harga saham BBCA memang investor telah berekspetasi bahwa kinerja emiten Grup Djarum pasti naik.

Makanya, para investor telah merasa cukup untuk berinvestasi di saham BBCA.

"Jad, Momen laporan keuangan sudah eskpetasi kinerja bakal bagus, udah berekpetasi Jadi nggak ada lagi bahan lagi. Ibaratnya lagi laper makan ini enak, udah makan udah cukup, sudah ekpetasi," ujarnya saat dihubungi Suara.com, Sabtu (2/8/2025).

Akan tetapi, lanjut Reza, bisa jadi karena memang investor melihat laporan keuangan BBCA yang diluar dari ekspetasi. “Kalau hubungan dengan kondisi makro, imbas penurunan suku bunga,” ucapnya.

Baca Juga: Perdagangan IHSG Terjun 0,08 Persen Selama Sepekan Ini

Namun, menurut Reza, saham BBCA masih menarik untuk dibagikan kepada para Investor. Apalagi sahamnya berpotensi kenaikan alami terus.

"Profit Taking masih ada, tapi sahamnya likuid. Potensi BCA Bisa meningkat lagi masih ada," bebernya.

Mandiri Sekuritas dalam laporan Investor Digest melihat kinerja BBCA masih terbilang positif, terbatas dari pertumbuhan kredit tetap solid seiring upaya bank untuk mencapai komposisi aset yang lebih optimal.

"Sementara rasio NPL & tren LAR terus menunjukkan tren positif meskipun volatilitas makro," tulis Mandiri Sekuritas.

Namun Mandiri Sekuritas menyebut, manajemen BBCA hanya menyesuaikan proyeksi biaya kredit menjadi 0,3 persen –0,5 persen, dibandingkan 0,3 persem sebelumnya untuk Tahun Anggaran 2025 sebagai langkah kehati-hatian.

“Akan tetapi, Laba tumbuh 8 persen YoY di Semester I 2025, dengan ROE stabil di 23 persen,” tulis Mandiri Sekuritas.

Dalam hal ini, Mandiri Sekuritas tetap memproyeksikan tinggi harga saham BBCA, di mana ke depan bisa mencapai Rp 11.000 per lembar saham.

Kinerja BCA Semester I-2025

BCA membukukan laba sebesar Rp29 triliun pada semester I 2025 atau tumbuh 8 persen secara tahunan (year on year/yoy).

“Kami berterima kasih atas kepercayaan seluruh nasabah, dukungan pemerintah, otoritas, serta para pemangku kebijakan sehingga BCA dapat melewati semester pertama 2025 dengan baik,” kata Presiden Direktur BCA Hendra Lembong di Jakarta, Rabu (30/7/2025).

Perseroan mencatat pencapaian kinerja laba BCA pada paruh pertama tahun 2025 ditopang oleh pendapatan bunga maupun pendapatan selain bunga.

BCA mempertahankan pertumbuhan pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) yang mencapai 7 persen yoy menjadi Rp42,5 triliun pada semester I 2025.

Pada saat yang sama, pendapatan selain bunga naik 10,6 persen yoy menjadi Rp13,7 triliun.

Total pendapatan operasional Rp56,2 triliun, naik 7,8 persen.

Sementara itu, rasio biaya terhadap pendapatan (CIR) tercatat sebesar 29,1 persen, turun dari 30,5 persen pada tahun sebelumnya.

Hendra menyampaikan pertumbuhan kredit BCA positif di berbagai segmen, mulai dari korporasi, UMKM, serta konsumen.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI