IHSG Terus Meroket, Intip Saham-Saham yang Jadi Primadona Pagi Ini

Achmad Fauzi Suara.Com
Selasa, 07 Oktober 2025 | 09:18 WIB
IHSG Terus Meroket, Intip Saham-Saham yang Jadi Primadona Pagi Ini
Layar yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (16/4/2024). [Suara.com/Alfian Winanto]
Baca 10 detik
  •   IHSG menguat 0,62 persen ke 8.190 di awal perdagangan Selasa

  •   IHSG diperkirakan konsolidasi pada rentang 8.080 sampai 8.180 hari ini

  •   Investor tunggu rilis data cadangan devisa dan pidato pejabat The Fed

Suara.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih menghijau awal perdagangan Selasa, 7 Oktober 2025 pagi. IHSG menguat ke level 8.182.

Mengutip data Bursa Efek Indonesia (BEI), hingga pukul 09.07 WIB, IHSG terus melanjutkan reli penguatan ke level 8.190 atau naik 0,62 pers

Pada perdagangan pada waktu itu, sebanyak 3,21 miliar saham diperdagangkan dengan nilai transaksi sebesar Rp 2,60 triliun, serta frekuensi sebanyak 291.800 kali.

Dalam perdagangan di waktu tersebut, sebanyak 233 saham bergerak naik, sedangkan 251 saham mengalami penurunan, dan 472 saham tidak mengalami pergerakan.

Pengunjung melintas dibawah layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Selasa (18/3/2025). [Suara.com/Alfian Winanto]
Pengunjung melintas dibawah layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Selasa (18/3/2025). [Suara.com/Alfian Winanto]

Adapun, beberapa saham yang menjadi Top Gainers pada waktu itu diantaranya, ARTA, ASII, BBCA, BNLI, CBRE, CDIA, CUAN, DATA, DNET, INKP, JECC.

Sedangkan, saham yang masuk dalam Top Looser diantaranya, AALI, BESS, CMRY, EDGE, EMAS, FILM, GDYR, GEMS, HERO, ICBP, INTP, JSMR.

Proyeksi IHSG

IHSG diperkirakan bergerak konsolidatif pada perdagangan Selasa (7/10/2025), dengan rentang pergerakan di level 8.080–8.180. Pergerakan indeks masih akan dibayangi oleh sentimen global dan rilis data ekonomi domestik.

Mengutip riset harian Phintraco Sekuritas, pada perdagangan Senin (6/10), IHSG ditutup menguat 0,27 persen ke level 8.139 setelah sempat menyentuh rekor intraday tertinggi di 8.176. Sektor teknologi menjadi penopang utama penguatan, sedangkan sektor industri mengalami tekanan paling besar.

Baca Juga: IHSG Hari Ini: Asing Lepas Rp 472 M, Stimulus 31 Triliun Bakal Jadi Penopang?

Dari sisi mata uang, rupiah spot melemah ke Rp16.583 per dolar AS, sejalan dengan tren pelemahan mayoritas mata uang Asia terhadap dolar. Pelaku pasar kini menantikan rilis data cadangan devisa Indonesia untuk September 2025, yang diperkirakan meningkat menjadi USD159 miliar, naik dari posisi Agustus sebesar USD150,7 miliar.

Dari bursa global, indeks saham Asia ditutup beragam. Bursa Tiongkok dan Korea Selatan masih libur, sementara indeks di Jepang mencetak rekor tertinggi baru didukung optimisme pasca terpilihnya perdana menteri baru.

Dari Eropa, investor akan mencermati data pesanan pabrik (factory orders) Jerman Agustus yang diperkirakan tumbuh 1,2 persen secara bulanan, serta indeks harga rumah Inggris September. Dari Amerika Serikat, fokus tertuju pada pidato sejumlah pejabat The Fed yang dapat memberi petunjuk arah kebijakan moneter berikutnya.

Secara teknikal, indikator Stochastic RSI membentuk Golden Cross dan histogram negatif MACD mulai menyempit, sementara IHSG masih berada di atas garis MA5. Meski demikian, volume jual yang meningkat menunjukkan potensi tekanan jangka pendek.

"Dengan kondisi tersebut, IHSG diperkirakan bergerak konsolidatif di kisaran 8.080–8.180," tulis riset Phintraco Sekuritas.

×
Zoomed

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI