-
R&I mempertahankan peringkat kredit Indonesia di BBB+ dengan outlook stabil, menandakan kepercayaan terhadap fundamental ekonomi yang kuat.
-
Inflasi, utang pemerintah, dan defisit transaksi berjalan dinilai tetap terkendali, dengan pertumbuhan ekonomi diproyeksikan sekitar 5 persen pada 2025.
-
Bank Indonesia dan Pemerintah berkomitmen menjaga stabilitas serta mendorong pertumbuhan berkelanjutan melalui kebijakan fiskal dan moneter yang prudent
Suara.com - Lembaga pemeringkat Rating and Investment Information, Inc. (R&I) pada 24 Oktober 2025 mempertahankan Sovereign Credit Rating (SCR) Republik Indonesia pada peringkat BBB+, dua tingkat di atas investment grade, dengan outlookstabil.
Keputusan ini mencerminkan keyakinan R&I terhadap fundamental ekonomi Indonesia yang tetap terjaga.
Didukung oleh ekspansi demografi, sumber daya yang melimpah serta sektor industri pengolahan yang bertumbuh.
R&I menilai inflasi Indonesia tetap stabil, dengan tingkat utang pemerintah yang tetap rendah, serta kebijakan moneter dan fiskal yang prudent.
Namun, R&I menilai perlu asesmen lebih lanjut terhadap langkah pemerintah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dengan menjaga kondisi fiskal yang tetap sehat dalam jangka menengah.
Menanggapi keputusan tersebut, Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, menyampaikan bahwa penegasan R&I atas peringkat Indonesia mencerminkan kepercayaan internasional yang kuat terhadap kondisi makroekonomi yang solid.

Sehingga, stabilitas sistem keuangan yang tetap terjaga di tengah ketidakpastian ekonomi dan keuangan global yang berlanjut.
"Diperlukan upaya bersama yang lebih kuat untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi dan berkelanjutan, sejalan dengan kapasitas perekonomian nasional," ujar Gubernur Perry dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Rabu (30/10/2025).
Dia menambahkan, sinergi yang erat antara Bank Indonesia dengan Pemerintah diharapkan dapat semakin memperkuat persepsi positif terhadap perekonomian Indonesia.
Baca Juga: Menkeu Purbaya Tolak Skema Burden Sharing BI-Kemenkeu, Singgung Independensi
Sebagai informasi, R&I memperkirakan ekonomi Indonesia secara keseluruhan tahun 2025 akan tumbuh pada kisaran 5 persen.
Hal ini sejalan dengan proyeksi Bank Indonesia di atas titik tengah kisaran 4,6 persen – 5,4 persen.
R&I juga meyakini inflasi akan terjaga dalam kisaran target, sementara defisit transaksi berjalan diperkirakan tetap rendah sekitar 1 persen dari PDB.
Dari sisi fiskal, Pemerintah tetap berkomitmen kuat untuk menjaga defisit fiskal di bawah 3 persen dari PDB.
Ke depan, Bank Indonesia akan terus mencermati dan memantau perkembangan ekonomi dan keuangan global serta domestik, mengambil langkah kebijakan yang diperlukan, serta terus meningkatkan sinergi dengan Pemerintah untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.