-
Bank Indonesia memastikan inflasi tetap terkendali dalam sasaran 2,5±1 persen, berkat sinergi kebijakan moneter dan kerja sama pengendalian harga dengan pemerintah melalui TPIP dan TPID.
-
Inflasi inti naik menjadi 0,39 persen (mtm) pada Oktober 2025, dipicu oleh kenaikan harga emas perhiasan dan biaya kuliah perguruan tinggi.
-
Inflasi pangan bergejolak (volatile food) menurun secara bulanan namun masih tinggi secara tahunan akibat gangguan pasokan karena cuaca, terutama pada komoditas cabai dan ayam
Suara.com - Bank Indonesia (BI) memastikan harga bahan pokok akan tetap terjaga.
Lantaran, Inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) pada Oktober 2025 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,5±1 persen.
Direktur Eksekutif Komunikasi BI Ramdan Denny mengatakan, berdasarkan data Badan Pusat Statistik, IHK Oktober 2025 tercatat inflasi sebesar 0,28 persen (mtm).
Sehingga, secara tahunan IHK mengalami inflasi sebesar 2,86 persen (yoy).
"Inflasi yang tetap terjaga ini merupakan hasil dari konsistensi kebijakan moneter serta eratnya sinergi pengendalian inflasi antara Bank Indonesia dan Pemerintah (Pusat dan Daerah), dalam Tim Pengendalian Inflasi Pusat dan Daerah (TPIP dan TPID) melalui Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) di berbagai daerah," katanya dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Rabu (5/11/2025).
Ke depan, Bank Indonesia meyakini inflasi akan tetap terkendali dalam kisaran sasaran 2,5±1 persen pada 2025 dan 2026.
![Direktur Eksekutif Komunikasi BI Ramdan Denny. [Bank Indonesia]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/11/05/60623-direktur-eksekutif-komunikasi-bi-ramdan-denny.jpg)
Sementara itu, kelompok inti mengalami inflasi. Inflasi inti pada Oktober 2025 tercatat sebesar 0,39 persen (mtm), lebih tinggi dari realisasi inflasi bulan sebelumnya sebesar 0,18 persen (mtm).
Realisasi inflasi inti pada Oktober 2025 disumbang terutama oleh komoditas emas perhiasan dan biaya kuliah akademi/perguruan tinggi.
Perkembangan tersebut terutama dipengaruhi oleh peningkatan harga komoditas emas global serta faktor musiman, dimulainya tahun ajaran baru pendidikan akademi/perguruan tinggi, di tengah ekspektasi inflasi yang tetap terjaga.
Baca Juga: Bos Bank Indonesia : Ruang Penurunan Suku Bunga Masih Terbuka
Secara tahunan, inflasi inti Oktober 2025 tercatat sebesar 2,36 persen (yoy), lebih tinggi dari inflasi bulan sebelumnya sebesar 2,19 persen (yoy).
Sedangkan, Kelompok volatile food pada Oktober 2025 mengalami inflasi sebesar 0,03 persen (mtm), menurun dibandingkan dengan realisasi bulan sebelumnya sebesar 0,52 persen (mtm).
Inflasi kelompok volatile food disumbang antara lain oleh komoditas cabai merah, telur ayam ras, dan daging ayam ras dipengaruhi oleh keterbatasan pasokan akibat gangguan cuaca.
Secara tahunan, kelompok volatile food mengalami inflasi sebesar 6,59 persen (yoy), lebih tinggi dari inflasi bulan sebelumnya 6,44 persen (yoy).
"Ke depan, inflasi volatile food diprakirakan tetap terkendali didukung oleh eratnya sinergi antara Bank Indonesia bersama TPIP dan TPID melalui GNPIP di berbagai daerah," tandasnya.