-
Rupiah ditutup melemah ke Rp 16.751 per dolar AS, turun 0,09 persen dari hari sebelumnya.
-
Mayoritas mata uang Asia ikut tertekan, dipimpin Ringgit Malaysia dan Won Korea Selatan sebagai penurun terdalam.
-
Sejumlah mata uang lain seperti Dolar Taiwan, Peso Filipina, Yuan, dan Baht juga melemah, mencerminkan pelemahan regional
Suara.com - Nilai tukar Rupiah ditutup masih lemas pada hari ini. Berdasarkan data Bloomberg, Rupiah di pasar Selasa (18/11/2025) ditutup di level Rp 16.751 per Dolar Amerika Serikat (AS).
Alhasil, Rupiah makin merosot 0,09 persen dibanding penutupan pada Senin yang berada di level Rp 16.736 per Dolar AS.
Beberapa mata uang Asia lainnya juga bergerak fluktuatif.
Salah satunya, Ringgit Malaysia menjadi mata uang dengan pelemahan terdalam di Asia setelah anjlok 0.43 persen. Disusul, Won Korea Selatan yang ambles 0,42 persen.
Diikuti, Dolar Taiwan dan Peso Filipina sama-sama ditutup terdepresiasi 0,12 persen. Lalu, Dolar Hongkong tertekan 0,11 persen.
Berikutnya, Yuan China tergelincir 0,08 persen dan Baht Thailand yang turun 0,06 persen.
![Ilustrasi Yuan [Unsplash/Timon]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/10/25/54162-ilustrasi-yuan.jpg)
Dalam hal ini, Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan, pelemahan Rupiah ini disebabkan oleh dua faktor yakni dari global maupun domestik.
Salah satunya, dari global dipengaruhi oleh pelaku pasar masih mencari pandangan tentang kebijakan moneter Federal Reserve (Fed) setelah berakhirnya penutupan pemerintah terpanjang dalam sejarah AS, yang menunda publikasi beberapa data ekonomi resmi.
"Beberapa pembuat kebijakan The Fed, termasuk Presiden The Fed Atlanta Bostic dan Presiden The Fed Kansas City Schmid, menyuarakan kekhawatiran tentang inflasi atau mengisyaratkan dukungan untuk mempertahankan suku bunga tetap," katanya.
Baca Juga: Rupiah Kian Tertekan, Dibuka Melemah ke Rp16.754 per Dolar AS
Sedangkan dari internal disumbang oleh, Bank Indonesia mencatat pertumbuhan Utang Luar Negeri Idonesia melambat.
Per Oktober 2025, utang luar negeri Indonesia tercatat 424,4 miliar Dolar AS atau menurun dibandingkan dengan posisi ULN pada Juli 2025 sebesar 432,3 miliar Dolar AS.
Secara tahunan, ULN Indonesia terkontraksi 0,6 persen (yoy) pada Kuartal III-2025, menurun dibandingkan triwulan II 2025 yang tumbuh sebesar 6,4 persen (yoy).