Senin Pagi, Rupiah Dibuka Menguat Terhadap Dolar AS

Senin, 10 November 2025 | 10:05 WIB
Senin Pagi, Rupiah Dibuka Menguat Terhadap Dolar AS
Rupiah menguat terhadap dolar AS pada Senin pagi (10/11/2025). [Pixabay]
Baca 10 detik
  • Berdasarkan data Bloomberg yang dilansir Senin pagi, rupiah dibuka di level Rp 16.674 per dolar Amerika Serikat (AS) atau menguat 0,10 persen.
  • Beberapa mata uang utama Asia Tenggara di saat yang sama melemah terhadap dolar.
  • Sementara dolar AS menguat 0,04 persen ke 99,64.

Suara.com - Nilai tukar rupiah menguat terhadap dolar Amerika Serikat pada Senin pagi (10/11/2025). Di saat yang sama kurs dolar AS juga menguat, sementara beberapa mata uang Asia Tenggara menunjukkan pelemahan.

Berdasarkan data Bloomberg yang dilansir Senin pagi, rupiah dibuka di level Rp 16.674 per dolar Amerika Serikat (AS) atau menguat 0,10 persen. Sementara dolar AS menguat 0,04 persen ke 99,64.

Beberapa mata uang utama Asia Tenggara di saat yang sama melemah terhadap dolar. Misalnya peso Filipina melemah 0,53 persen, baht Thailand melemah 0,03 persen dan dolar Singapura melemah 0,12 persen. Adapun ringgit Malaysia menguat 12 persen.

Sementara beberapa mata uang Asia lainnya bergerak bervariasi. Contohnya dolar Taiwan mengalami pelemahan 0,09 persen, yen Jepang turun 0,26 persen, dolar Hong Kong naik 0,02 persen, won Korea Selatan menguat 0,53 persen dan yuan China menguat 0,03 persen.

Pengamat Mata Uang dan Komoditas Ibrahim Assuaibi memperkirakan bahwa rupiah akan cenderung ditutup melemah pada level Rp16.690-Rp16.740 per dolar AS hari ini. Ada beberapa faktor yang akan berpengaruh pada rupiah.

Pertama dari sisi eksternal, shutdown pemerintahan AS yang berkepanjangan telah membuat pasar tidak memiliki panduan resmi terhadap sejumlah data ekonomi krusial AS. Ini meningkatkan ketidakpastian dan membuat pasar mengandalkan survei sektor swasta sebagai sinyal ekonomi.

Survei oleh sektor swasta, lanjut Ibrahim, menunjukkan bahwa terjadi tanda-tanda pelemahan di pasar tenaga kerja AS, sehingga mendorong ekspektasi The Fed untuk kembali melonggarkan suku bunga lebih cepat.

Sementara itu, dari China, tingkat ekspor turun pada Oktober 2025 setelah mengalami kenaikan tajam pada September 2025 lalu. Impor China juga melemah yang dinilai menyebabkan penurunan neraca perdagangan.

Di dalam negeri, terjadi perlambatan laju perekonomian pada kuartal III/2025, dengan realisasi hanya 5,04 persen. Ibrahim menyebut, posisi laju perekonomian tersebut telah memperberat upaya pemerintah untuk mengejar target pertumbuhan tahunan di level 5,2 persen.

Baca Juga: Rupiah Diprediksi Melemah Sentuh Rp16.740 Jelang Akhir Pekan, Apa Penyebabnya?

Sementara itu, pemerintah memperkirakan ekonomi tumbuh di level 5,5 persen pada kuartal IV/2025. Ibrahim menilai, jika hal itu bisa tercapai, maka pertumbuhan ekonomi Indonesia selama setahun hanya akan berada di level 5,13 persen.

×
Zoomed

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI