Rupiah Menguat Kamis Sore, Gosip dari Amerika Jadi Pemicu Utama

Kamis, 27 November 2025 | 16:05 WIB
Rupiah Menguat Kamis Sore, Gosip dari Amerika Jadi Pemicu Utama
Nilai Tukar Rupiah menguat pada Kamis petang (27/11/2025) setelah muncul gosip soal calon bos baru The Fed, bank sentral AS yang kabarnya adalah sekutu Donald Trump. Foto: Ilustrasi uang rupiah. [Antara]
Baca 10 detik
  • Rupiah menguat pada Kamis (27/11/2025) mencapai Rp16.636 per dolar didorong isu pengganti Powell di The Fed.
  • Optimisme pasar domestik turut dipicu prediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia Kuartal IV-2025 oleh pemerintah.
  • Faktor global lain penguatan rupiah meliputi kabar baik ekonomi Tiongkok dan peta jalan damai Rusia-Ukraina.

Suara.com - Nilai tukar rupiah berbalik menguat pada penutupan hari ini, Kamis (27/11/2025). Menguatnya rupiah terhadap dolar dipicu oleh isu sekutu dekat Donald Trump yang akan menjadi pengganti Jerome Powell sebagai bos bank sentral Amerika Serikat atau The Fed. Sementara di dalam negeri, prediksi pertumbuhan ekonomi di Kuartal III juga membawa optimisme di pasar.

Berdasarkan data Bloomberg, rupiah ditutup di level Rp16.636 per dolar Amerika Serikat (AS) atau menguat 0,17 persen dibanding penutupan pada Rabu yang berada di level Rp 16.668 per dolar AS. Sedangkan, kurs rupiah berdasarkan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia di level Rp16.673.

Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi menjelaskan, rupiah menguat antara lain karena munculnya gosip soal pengganti Powell di puncak The Fed. Kabarnya calon bos baru The Fed adalah Kevin Hassett, salah satu sekutu dan otak di balik kebijakan ekonomi Trump.

Hasseett disebut akan lebih berani memangkas suku bunga secara drastis, berbeda dari Powell yang dinilai terlalu berhati-hati. Adapun Powell akan pensiun pada Mei 2026.

"Trump telah menyerukan penurunan suku bunga yang jauh lebih besar untuk mendorong perekonomian AS, meskipun The Fed sebagian besar menolak seruannya untuk berhati-hati atas inflasi yang stagnan," kata Ibrahim.

Sementara dari Beijing, kabar tentang data ekonomi yang membaik dalam beberapa bulan terakhir juga memberikan optimisme. Tiongkok disebut sedang mempertimbangkan stimulus lebih lanjut untuk pasar properti, setelah pengetatan selama 4 tahun terakhir.

Dari sudut pandang geopolitik, optimisme juga muncul berkat semakin terangnya peta jalan perdamaian dalam konflik Rusia - Ukraina. Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskiyy disebut menyetujui usulan damai yang diprakarsai AS, meski harus merelakan sebagian wilayahnya dicaplok Rusia.

Utusan khusus AS Steve Witkoff dijadwalkan berkunjung ke Moskow minggu depan untuk membahas rencana tersebut dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin.

Sementara di dalam negeri, pemerintah mengemukakan optimisme untuk pertumbuhan ekonomi Kuartal IV. Menko Perekonomian Airlangga Hartarto optimistis pertumbuhan ekonomi kuartal IV-2025 akan mencapai 5,4 persen, sedikit lebih rendah dari prediksi Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa yang sesumbar ekonomi di triwulan terakhir tahun ini tumbuh 5,7 persen.

Baca Juga: IMF Puji Perekonomian Indonesia, Rupiah Ditutup Menguat Senin Sore

Pemerintah berupaya mendorong pertumbuhan ekonomi di sisa tahun ini. Upaya tersebut dilakukan melalui berbagai stimulus, baik bantuan langsung tunai (BLT) maupun terkait dengan program-program yang diakselerasi termasuk bantuan beras, bantuan minyak goreng.

Untuk diketahui, pertumbuhan ekonomi Indonesia 5,04 persen pada kuartal III-2025. Capaian ini lebih rendah dibandingkan kuartal sebelumnya, yakni 5,12 persen - namun melebihi ekspektasi dari para ekonom sebelumnya antara 4,7 sampai 4,8 persen.

×
Zoomed

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI