Purbaya Sebut Indonesia Bisa Ganti Presiden 2026 usai Demo-Ekonomi Hancur

Dicky Prastya Suara.Com
Senin, 01 Desember 2025 | 18:19 WIB
Purbaya Sebut Indonesia Bisa Ganti Presiden 2026 usai Demo-Ekonomi Hancur
Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa. [Screenshot YouTube Kadin]
Baca 10 detik
  • Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menyatakan ekonomi Indonesia sebelum pelantikannya sedang memburuk.
  • Kondisi ekonomi yang melambat diduga menjadi pemicu demonstrasi besar-besaran pada Agustus-September 2025.
  • Purbaya mengalirkan dana Rp 276 triliun ke perbankan sebagai langkah awal perbaikan ekonomi.

Suara.com - Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa mengakui kalau sebelum dirinya dilantik jadi Menkeu, ekonomi Indonesia sedang tidak baik-baik saja. Hal inilah yang menyebabkan aksi demonstrasi besar-besaran periode Agustus-September 2025 lalu.

"Pada waktu saya diberi tugas menjadi Menteri Keuangan, ekonomi kita keadaannya tidak baik-baik saja. Kalau ekonom yang mengerti, bahkan lebih ngeri arahnya ke depan seperti apa. Sudah enggak ada harapan dan kebijakan salah semua," katanya saat Pembukaan Rapimnas Kadin 2025 yang disiarkan virtual, Senin (1/12/2025).

Menkeu Purbaya mengaku kalau saat itu ekonomi Indonesia sedang direm,  baik dari fiskal maupun moneter. Entah sengaja atau tidak, Purbaya mengatakan kalau itu membuat orang-orang turun ke jalan.

"Saya juga enggak begitu tahu kenapa melambat, tapi saya lihat orang-orang turun ke jalan demo besar besaran," lanjutnya.

Purbaya bahkan memprediksi kalau aksi demonstrasi itu tidak akan hilang apabila ekonomi Indonesia tidak diperbaiki. Bahkan itu bisa berujung para pergantian Presiden di tahun 2026.

"Kita analisa, kemungkinan enggak akan hilang kalau ekonominya tidak diperbaiki dan mungkin kita akan masuk ke awal tahun depan, kita akan mengalami pergantian kekuasaan yang cost-nya berat sekali untuk masyarakat kita," jelasnya.

Maka dari itu, gebrakan awal Purbaya saat dilantik Menkeu menggantikan Sri Mulyani, ia menggelontorkan dana Pemerintah di Bank Indonesia (BI) sebesar Rp 276 triliun ke perbankan.

"Jadi setelah 200 triliun, saya tambah lagi ke ekonomi Rp 76 triliun supaya ekonominya jalan lagi. Sepertinya ekonominya jalan lagi sekarang," jelasnya.

Baca Juga: Rupiah Tertekan? Mengupas Strategi Pro-Growth Menkeu Purbaya Bersama Mirae Asset

×
Zoomed

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI