- Bursa Efek Indonesia (BEI) mencabut suspensi saham INET pada Rabu (10/12/2025) setelah empat hari karena lonjakan harga tidak wajar.
- Analis Samuel Sekuritas menaikkan target harga INET menjadi Rp1.350 berdasarkan proyeksi laba kuat dan fundamental membaik.
- INET menunjukkan pertumbuhan pendapatan 190,5% dan laba bersih melonjak 960% didukung rencana ekspansi Rp4,2 triliun.
Suara.com - Bursa Efek Indonesia (BEI) hari ini, Rabu (10/12/2025), resmi mencabut penghentian sementara (unsuspend) perdagangan saham PT Sinergi Inti Andalan Prima Tbk (INET) pada sesi pertama.
Sementara, menjelang penutupan pasar pada sesi II, harga INET berada di kisaran 850, Menguat hingga 9,86% jika dibandingkan dengan pembukaan bursa hari ini.
Pembukaan segel INET sendiri mengakhiri masa suspensi selama empat hari bursa yang dipicu oleh lonjakan harga saham INET yang dinilai tidak wajar dalam beberapa pekan terakhir.
Segera setelah saham kembali diperdagangkan, sejumlah analis pasar langsung memperbarui pandangan mereka terhadap prospek INET.
Dalam riset terbarunya, analis dari Samuel Sekuritas, Jason Sebastian dan Jonathan Guyadi, mempertahankan rekomendasi Speculative Buy dan menaikkan target harga secara signifikan.
Target harga saham INET diproyeksikan naik menjadi Rp1.350 per saham, yang mengindikasikan potensi kenaikan mencapai 74,2% dari harga acuan terakhir sebelum suspensi dicabut (Rp775).
Kenaikan target harga yang agresif ini didasarkan pada perbaikan proyeksi laba ke depan serta penguatan kinerja fundamental perseroan, menggunakan valuasi EV/EBITDA 2027F di kisaran 25 kali.
“Kenaikan target harga ini didasarkan pada perbaikan estimasi laba dan kinerja perusahaan yang kuat, terutama pada kuartal ketiga tahun 2025,” jelas riset Samuel Sekuritas, dikutip Rabu (10/12/2025).
Optimisme analis didukung oleh lonjakan kinerja keuangan INET yang impresif sepanjang tahun 2025. Laporan kuartal III-2025 menunjukkan performa eksplosif, terutama pada segmen Internet Service Provider (ISP) yang menjadi kontributor utama pendapatan.
Baca Juga: Ribut Saham Gorengan, Insentif Pasar Modal untuk Apa?
Hingga periode Januari–September 2025, INET berhasil mencatatkan total pendapatan Rp68,6 miliar, melompat 190,5% secara tahunan (year-on-year/YoY).
Segmen ISP menyumbang hampir seluruh pendapatan, yakni senilai Rp67 miliar. Pertumbuhan ini didorong oleh bertambahnya pelanggan melalui mitra INET yang meningkat drastis dari 220.000 menjadi 1,5 juta pelanggan.
Profitabilitas perusahaan juga menunjukkan perbaikan drastis:
- Laba Bersih: Laba bersih kuartal III-2025 melonjak 960% YoY menjadi Rp11,6 miliar. Total laba bersih Januari–September 2025 mencapai Rp19,4 miliar, setara dengan pertumbuhan 818,9% YoY.
- Efisiensi: Perbaikan kinerja didukung oleh pengendalian beban operasi yang ketat. Marjin kotor (Gross Profit Margin/GPM) kuartal III meningkat menjadi 66,3%, dan marjin EBITDA melesat ke 76,4% (dari 26,8% pada periode sama tahun sebelumnya).
Kinerja solid ini mendorong proyeksi laba bersih di masa depan. Samuel Sekuritas memperkirakan laba bersih INET dapat mencapai Rp257 miliar pada 2026 dan melonjak signifikan menjadi Rp736 miliar pada 2027, menunjukkan potensi pertumbuhan yang sangat agresif.
Rencana Ekspansi Jumbo Rp4,2 Triliun
Prospek pertumbuhan INET didukung rencana pendanaan besar senilai sekitar Rp4,2 triliun yang akan dieksekusi dalam dua tahap. Pendanaan ini bertujuan untuk mengakselerasi ekspansi agresif perseroan: