Catatan Akhir Tahun, Aktivitas Industri Manufaktur RI Melambat

Selasa, 30 Desember 2025 | 19:18 WIB
Catatan Akhir Tahun, Aktivitas Industri Manufaktur RI Melambat
Juru Bicara Kemenperin, Febri Hendri Antoni Arief. Foto Fakhri-Suara.com
Baca 10 detik
  • IKI Desember 2025 tetap ekspansi di level 51,90, meski melambat akibat faktor musiman.
  • 17 subsektor industri ekspansi, berkontribusi 79,4% terhadap PDB pengolahan nonmigas.
  • Optimisme industri naik jadi 71,8%, tunjukkan keyakinan tinggi hadapi prospek 2026.

Suara.com - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) melaporkan Indeks Kepercayaan Industri (IKI) pada Desember 2025 tercatat sebesar 51,90. Meski masih berada di zona ekspansi (di atas ambang batas 50), angka ini menunjukkan perlambatan dibandingkan November yang berada di level 53,45.

Juru Bicara Kemenperin, Febri Hendri Antoni Arief, menjelaskan bahwa penurunan sebesar 1,55 poin ini merupakan fenomena lazim akibat faktor musiman di penghujung tahun. Para pelaku usaha cenderung mengambil sikap wait and see terhadap kebijakan ekonomi tahun mendatang.

“IKI Desember 2025 mencapai 51,90, masih ekspansi meski melambat. Faktor musiman menjadi penyebab utama karena pelaku usaha menahan ekspansi di akhir tahun,” ujar Febri di Jakarta, Selasa (30/12/2025).

Dari 23 subsektor yang dianalisis, sebanyak 17 subsektor tetap berada di zona hijau (ekspansi), sementara 6 lainnya mengalami kontraksi. Menariknya, subsektor yang ekspansif ini mendominasi kekuatan ekonomi dengan kontribusi sebesar 79,4 persen terhadap PDB Industri Pengolahan Nonmigas pada Triwulan III-2025.

Dua subsektor yang mencatatkan ketahanan luar biasa di akhir tahun ini adalah Industri Farmasi & Obat Tradisional serta Industri Pengolahan Lainnya. Di sisi lain, tekanan masih dirasakan oleh Industri Logam Dasar, Komputer & Elektronik, serta Industri Kayu yang masih terjebak di zona kontraksi.

Data Kemenperin menyoroti bahwa variabel pesanan baru mengalami perlambatan paling dalam, yakni turun 3,17 poin ke level 52,76. Namun, kabar baik datang dari variabel produksi yang mulai merangkak naik meski statusnya masih kontraksi.

Menariknya, perlambatan aktivitas ini tidak memadamkan harapan pelaku industri. Tingkat optimisme pelaku usaha untuk enam bulan ke depan justru naik menjadi 71,8 persen.

“Penurunan tingkat pesimisme mencerminkan keyakinan pelaku industri terhadap prospek ke depan,” tambah Febri. Sebanyak 75,9 persen responden menyatakan kondisi usaha mereka secara umum membaik dan stabil, memberikan sinyal kuat bahwa fondasi industri nasional tetap kokoh menyongsong tahun 2026.

Baca Juga: Pemerintah Tegaskan Impor Daging Sapi untuk Industri Bukan Kosumsi Masyarakat

×
Zoomed

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI