Sejarah Galatama, Kompetisi Sepak Bola Indonesia Era 80an

Syaiful Rachman Suara.Com
Sabtu, 18 September 2021 | 18:18 WIB
Sejarah Galatama, Kompetisi Sepak Bola Indonesia Era 80an
Ilustrasi Bola [Shutterstock]

Berjalannya Galatama sendiri sama sekali tak mengganggu Perserikatan. Pasalnya, kedua kompetisi ini tak saling berikatan baik dalam pengelolaan klub dan pengelola liga.

Mudahnya, jika Perserikatan berisikan tim-tim dari daerah dan menggunakan APBD, Galatama diisi oleh klub-klub yang dananya didapat dari perusahaan swasta.

Karena model penyelenggaraan dan sistem yang dimiliki, Galatama pun sempat menjadi acuan liga profesional di sepak bola Asia.

Bahkan, ada pula rumor yang beredar bahwa Galatama menjadi bahan studi pembuatan J-League yang saat ini menjadi kompetisi terpopuler di Asia.

Dari Galatama pula, banyak pemain hebat lahir. Bahkan banyak yang menyebut bahwa kompetisi ini lebih baik dari Perserikatan secara permainan, mengingat Perserikatan memiliki semangat untuk pembinaan pemain.

Sederet pemain bintang pun banyak mengisi Galatama. Sebut saja Ricky Yakobi, Bambang Nurdiansyah, Zulkarnain Lubis, dan lain-lain.

Tak hanya pemain lokal, Galatama juga pernah dihuni oleh para pemain asing seperti Fandi Ahmad yang sempat membawa Niac Mitra Surabaya menjadi juara.

Sayangnya, aturan penggunaan pemain asing di Galatama ini dihapuskan oleh ketua PSSI kala itu, Sjarnoebi Said.

Nyatanya, pelarangan penggunaan pemain asing ini menjadi salah satu penyebab merosotnya pamor Galatama bersamaan dengan munculnya skandal dan pengelolaan yang tidak profesional.

Baca Juga: Link Live Streaming PSM Makassar Vs Persebaya, Liga 1, 18 September

Hingga akhirnya, pada tahun 1994 PSSI meleburkan Galatama dan Perserikatan menjadi satu kompetisi yang bernama Liga Indonesia.

[Penulis: Zulfikar Pamungkas]

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI