
"Nabi Muhammad saja tidak pernah mengajarkan begitu. Dakwah beliau itu rahmatan lil alamin, bukan untuk menyingkirkan yang lain," tuturnya menyambung.
Menurut Gus Miftah, solusi utama terletak pada pendidikan dan keadilan sosial.
Dia menilai bahwa akar dari fanatisme dan konflik sektarian kerap kali muncul dari ketimpangan akses terhadap pendidikan dan ekonomi.
"Kita harus perbaiki pendidikan, ekonomi, dan keadilan. Kalau orang lapar, nganggur, dan tidak terdidik, gampang sekali dikompori," katanya.
"Tapi kalau perut kenyang dan pikiran terbuka, mereka akan menolak ajakan-ajakan yang menyesatkan," ujar Gus Miftah.
Isu nasab Ba'alawi juga sebelumnya sempat diramaikan oleh Rhoma Irama. Si Raja Dangdut bahkan mengundang sejumlah tamu di siniarnya, khusus membahas klaim Ba'alawi ini.
Di siniarnya, Rhoma Irama mengundang tokoh seperti Islah Bahrawi, KH. Ubaidillah Tamam Munji, Profesor Anhar Gonggong, Raden Dibyo Laksmono, KH. Syarif Rahmat, Rumail Abbas, hingga Kiai Imaduddin.
Banyak yang memuji isi podcast atau siniar Rhoma Irama. Namun tak sedikit pula yang menghujatnya.
Bahkan gara-gara Rhoma Irama getol membahas nasab para Ba'alawi, membuat hubungannya dengan Habib Rizieq Shihab yang selama ini dekat, jadi merenggang.
Rhoma Irama juga dituding telah didanai seseorang atau kelompok untuk meramaikan isu ini. Namun soal ini, pemilik hits "Judi" ini dengan tegas membantahnya.
Baca Juga: Beda Adab Letkol Teddy Bertemu Gus Miftah dan Ustaz Adi Hidayat, Ada yang Cium Tangan
"Saya informasikan, pergerakan perjuanagan saya melalui bakat saya dari 1977 sampai detik ini, tidak pernah ada orang-orang yg menggunakan saya, mendanai saya. Dari 1977 sampai detik ini semata-mata lillahi taala, demi Indonesia," ucap Rhoma Irama.