Suara.com - Saat ini banyak sekali produk makanan dan minuman yang berlabel "rendah lemak". Produk makanan dan minuman tersebut tentu saja menggiurkan orang yang sedang menjalankan diet.
Padahal produk makanan dan minuman "rendah lemak" ini tidak sepenuhnya menjadi pilihan tepat untuk Anda yang sedang diet.
Para ahli medis pun sudah banyak yang mengakui makanan dan minum "rendah lemak" itu tidak sepenuhnya menyehatkan. Label "rendah lemak" seolah hanya untuk menarik perhatian banyak orang dan meningkatkan penjualan.
Sebab produk rendah lemak tersebut justru bisa mengandung gula 3 kali lipat lebih banyak. Seperti yogurt dan selai kacang yang sering disebut minuman dan makanan menyehatkan.
Kim Pearson, ahli gizi dari London pun berpendapat label "rendah lemak" pada produk tertentu hanya menjebak orang-orang yang sadar akan kesehatannya.
![Susu rendah lemak. [Shutterstock]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2017/06/10/78121-susu-rendah-lemak.jpg)
"Banyak dari kita semakin sadar pengaruh diet untuk kesehatan tubuh dan mulai mencari makanan yang tepat serta lebih sehat untuk dikonsumsi," kata Kim Pearson dikutip dari Daily Mail.
Kesadaran orang akan makanan sehat itulah seolah dimanfaatkan oleh sejumlah perusahaan untuk mengeluarkan produk berlabel "rendah lemak".
Kim Pearson menilai label tersebut hanya untuk menarik pasar karena kandungan di dalam produk sesungguhnya tidak seperti yang diharapkan banyak orang.
"Ini menyesatkan dan membingungkan bagi konsumen yang ingin mengonsumsi makanan sehat," jelasnya.
Baca Juga: Tak Cuma Teman Diet, 3 Manfaat Kacang Pistachio untuk Perawatan Kecantikan
Karena makanan yang tidak mengandung lemak sering kali mengandung banyak gula dan bahan tambahan lain agar produk masih flavoursome dan bertekstur menarik.
"Perlu diingat lemak sehat sangat penting untuk kesehatan dan diet rendah lemak bukanlah cara terbaik untuk menurunkan berat badan," tambahnya.
Padahal konsumsi terlalu banyak gula juga bisa menyebabkan kenaikan berat badan dan masalah penyakit lainnya. Pada anak-anak yang terlalu banyak makan gula berisiko mengalami kerusakan gigi, kelebihan berat badan dan diabetes tipe 2.
Selain itu, mereka juga bisa berisiko sakit jantung dan kanker seiring bertambahnya usia.
Tetapi, asupan gula setiap orang juga berbeda-beda tergantung pada usia. Bagi anak-anak usia 4-6 tahun harus membatasi asupan gulanya maksimal 19 gram per hari.