Suara.com - Hari Stroke Sedunia atau World Stroke Day diperingati pada 29 Oktober setiap tahunnya, demi memutus rantai mitos yang dapat merugikan pasien stroke.
Salah satunya adalah tremor, ketika tangan atau anggota tubuh bergetar lebih sering tanpa sebab. Benarkah ini merupakan gejala stroke?
Menurut dokter Spesialis Sarag dr. Herianto, Sp.S tremor bukan salah satu gejala utama, bahkan kerap tidak berkaitan dengan stroke.
"Kalau tremor tidak serta merta dikonotasikan dengan stroke, karena tremor itu gejala positif yang harusnya nggak ada jadi ada. Kalau stroke biasanya dari yang ada jadi nggak ada," ujar dr. Herianto dalam acara IG Live Eka Hospital, Rabu (28/10/2020).
Tremor adalah gerakan gemetar yang tidak terkendali, berulang dan tanpa di sadari bisa terjadi pada salah satu atau beberapa bagian tubuh, umumnya tremor sering terjadi di bagian tangan.
Alih-alih stroke, jika tremor terjadi biasanya dokter akan mengaitkannya dengan penyakit parkinson, yaitu penyakit saraf yang memburuk secara perlahan dan mempengaruhi bagian otak.
Penyakit ini disebabkan karena kematian sel saraf di otak, sehingga gerakan tubuh melambat, dan umumnya dialami oleh para lansia di atas 60 tahun.
"Jadi kalau tremor dibanding stroke, kita (dokter) berpikirnya parkinson atau bukan sih. Apalagi orang tua, kalau pada anak muda termasuk jarang juga sih parkinson," terang dr. Herianto.
Tremor dan stroke kerap kali bertolak belakang, apalagi jika tremor yang dialami di dua sisi tubuh, misalnya gemetar di tangan kanan maupun tangan kiri.
Baca Juga: Kata Dokter Soal Tusuk Jarum untuk Pasien Stroke dan Berita Kesehatan Lain
Sedangkan gejala stroke pada umumnya terjadi kelumpuhan di satu sisi tubuh, misalnya tangan kanan bisa digerakkan, tapi tangan kiri tidak bisa digerakkan.