Namun, Dr Nighat yang seorang ahli kesehatan menyarankan agar tidak terpaku dengan satu penelitian ini saja. Dr Duane Mellor, Pengajar Senior di Fakultas Kedokteran Aston, Universitas Aston, mengatakan temuan ini bermaksud menyarankan seseorang untuk menghitung banyaknya telur yang dikonsumsi, bukan cara memasaknya.
"Pengaruh makanan yang dikonsumsi dengan telur tidak terlalu dipermasalahkan. Kita semua tahu telur bisa dikonsumsi sebagai makanan diet," jelas Dr Duane.
Para peneliti pun mencoba membuat hipotesis tentang efek menukar telur utuh dengan putih telur, pengganti telur, ikan, susu dan kacang-kacangan.
Tapi, gagasan mengganti telur dalam makanan dengan cara ini tidak diuji dalam penelitian dan sebaliknya mereka membandingkan orang yang mengonsumsi makan telur dan tidak mengonsumsinya.
Profesor Zhang juga tidak meminta masyarakat untuk meremehkan manfaat kesehatan dari makan telur. Ia mengatakan bahwa telur tinggi protein, vitamin dan nutrisi yang baik untuk menu diet.