Mengenal Methorexate, Obat Autoimun yang Berefek Rambut Rontok Seperti Ashanty

Kamis, 27 Mei 2021 | 16:00 WIB
Mengenal Methorexate, Obat Autoimun yang Berefek Rambut Rontok Seperti Ashanty
Potret keluarga Ashanty dan Anang di Dubai. (Instagram/ashanty_ash)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News
  • Demam
  • Sakit kepala
  • Mual
  • Hilang nafsu makan
  • Sakit maag
  • Mata merah
  • Gusi bengkak
  • Rambut rontok

Segera hubungi dokter jika gejala yang dialami memburuk atau muncul gejala serius sebagai berikut:

  • Buang air besar berdarah.
  • Muncul benjolan di leher akibat pembengkakan kelenjar getah bening.
  • Muncul tanda anemia, seperti kulit pucat dan lemas.
  • Gangguan fungsi ginjal, seperti sulit buang air kecil dan pembengkakan di kaki atau pergelangan kaki.
  • Gangguan organ hati, seperti penyakit kuning.
  • Gangguan saraf, seperti bicara kacau, gangguan keseimbangan dan penglihatan, leher kaku.
  • Gejala alergi, seperti muncul ruam, pembengkakan di wajah, mulut, atau tenggorokan, serta sesak napas.

Akibat efek samping inilah, metrotreksat masuk kategori sebagai obat keras, dan penggunaanya harus diawasi secara ketat. Berikut tata cara penggunaan metroreksat dengan benar:

Metotreksat tablet sebaiknya dikonsumsi sebelum makan. Gunakan air putih untuk menelan tablet secara utuh. Hindari mengonsumsi obat dengan susu. Jika muncul nyeri lambung, maka methotrexate tablet dapat dikonsumsi setelah makan.

Konsumsi metotreksat tablet sesuai dosis yang telah dianjurkan oleh dokter. Hindari menambah atau mengurangi dosis tanpa sepengetahuan dokter.

Simpanlah metotreksat tablet pada suhu ruangan dan di dalam wadah tertutup untuk menghindari paparan sinar matahari, serta jauhkan dari jangkauan anak-anak.

Metotreksat dalam bentuk cairan suntik harus diberikan oleh dokter atau oleh petugas medis atas petunjuk dokter. Selama pengobatan dengan metotreksat, dokter onkologi akan memantau kondisi pasien secara ketat.

Metotreksat dapat mengganggu fungsi organ dan menurunkan jumlah sel darah. Oleh karena itu, dokter akan melakukan pemeriksaan darah secara rutin selama pengobatan dilakukan.

Sedangkan untuk dosis metrotreksat cenderung berbeda-beda, tergantung kondisi pasien. Perlu diketahui juga, obat ini terbagi dalam bentuk tablet dan suntik. Berikut pembagian dosis metroreksat berdasarkan bentuknya:

Dosis metotreksat tablet:

Baca Juga: Ashanty Ungkap Perubahan Tubuh Setelah 3 Bulan Berobat: Kayak Kena Kanker

  • Untuk mengatasi kanker ari-ari (choriocarcinoma).
  • Dewasa: 15-30 mg per hari selama 5 hari. Dosis kembali diberikan dengan jeda waktu 1 minggu. Pengulangan dosis dapat dilakukan 3-5 kali.
  • Untuk mengatasi leukemia limfoblastik akut, Dewasa: 15 mg/m2 LPT, 1-2 kali seminggu dan dikombinasikan dengan jenis obat lainnya.
  • Untuk mengatasi limfoma Burkitt. Dewasa: 10-25 mg per hari selama 4-8 hari. Pengulangan dosis dilakukan setelah 7-10 hari.
  • Untuk mengatasi psoriasis, Dewasa: 10-25 mg per minggu sebagai dosis tunggal. Penyesuaian dosis dilakukan berdasarkan respons tubuh.
  • Untuk mengatasi rheumatoid arthritis, Dewasa: 7,5 mg, 1 kali seminggu. Penyesuaian dosis dilakukan berdasarkan respons tubuh. Dosis tidak boleh melebihi 20 mg per minggu.
  • Untuk mengatasi penyakit Crohn, Dewasa: 12,5-22,5 mg, 1 kali seminggu. Pengobatan dilakukan hingga 1 tahun.

Dosis Metotreksat suntik:

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI