"Kejadian seperti itu sudah dicatat sejak masih masa preklinik pembuatan vaksin. Semuanya dicatat, kalau dirasa aman barulah (vaksin) dikeluarkan," ujar Hindra.
Selain itu, ia menyampaikan bahwa perlu dua bukti untuk memastikan vaksin jadi penyebab munculnya efek samping usai diimunisasi.
"Pertama konsep antara waktu kejadian dan pemberian. Waktu pemberian dan terjadinya kejadian sangat penting, disuntik jam berapa, tanggal berapa, dan kejadian awal yang terjadi. Bukti kedua, enggak ada bukti lain. Jadi hanya itu yang menyebabkan, baru kita sebut terkait imunisasi," jelasnya.
Menurut Hindra, ada kemungkinan efek samping atau KIPI disebabkan penyakit lain yang dialami penerima vaksin. Karena itu diperlukan investigasi dengan data-data yang lengkap untuk membuktikan keterkaitan KIPI dengan imunisasi.