Suara.com - Seiring bertambahnya usia, lansia membutuhkan perawatan yang lebih menyeluruh — termasuk dalam hal menjaga kenyamanan dan kesehatan kulit.
Salah satu aspek yang sering luput dari perhatian adalah pemilihan popok yang tepat.
Tak hanya soal daya serap, bahan popok juga berperan besar dalam mendukung kualitas hidup lansia.
Riset terbaru dari Center for Research and Service Unit (CRSU) Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) menunjukkan bahwa penggunaan popok dengan bahan breathable atau sirkulasi udara yang baik dapat membantu memperbaiki kondisi kulit sekaligus meningkatkan kualitas tidur lansia.
Hasil studi yang dilakukan Bersama Unicharm ini diumumkan bertepatan dengan perayaan Hari Lanjut Usia Nasional (HLUN) 2025, Rabu (28/5/2025) di Jakarta.
Masalah Luka Dekubitus dan Gangguan Tidur pada Lansia
Saat ini, Indonesia mengalami peningkatan populasi lansia, dimana proporsi penduduk usia lanjut meningkat dibandingkan dengan populasi usia produktif.
Dr. Ari Setyaningrum, Sp.KO perwakilan Departemen Pelayanan Kesehatan Usia Rentan (YASKESRAN) Kemenkes mengatakan bahwa berdasarkan data Kemenkes pada 2024, sebanyak 12% atau 34 juta penduduk Indonesia adalah lanjut usia yang tergolong menjadi kelompok rentan.
Dan untuk memastikan kesehatan kelompok lansia, diperlukan peningkatan layanan kesehatan dasar, program kesehatan yang terintegrasi, dan pembangunan lingkungan yang ramah bagi lansia.
Baca Juga: Jelang Wukuf, Kemenkes RI Sarankan Jemaah Haji Lansia Kurangi Ibadah Sunah untuk Jaga Fisik
"Dan yang terpenting adalah memberikan perawatan yang tepat dan sesuai dengan kondisi kesehatan lansia,” kata dr. Ari.
Salah satu faktor penting dalam memastikan kesehatan lansia adalah dengan menjaga kualitas tidur.
Tidur yang tidak berkualitas telah banyak terbukti dapat meningkatkan risiko gangguan kesehatan fisik dan mental seperti demensia, obesitas, stroke, gangguan imunitas, risiko terjatuh, dan lain-lain, terutama pada orang berusia lanjut.
Namun, dari data studi yang pernah dilakukan di Indonesia, sebanyak 30,3% lansia mengalami gangguan tidur (Rahmat dkk, 2024).
Selain masalah tidur, menjaga kesehatan dan kebersihan kulit lansia, terutama yang sudah dalam kondisi tirah baring, juga harus diperhatikan.
Salah satu Data Riset Dasar Kesehatan (RISKESDAS) menunjukkan tingkat kejadian luka dekubitus di Indonesia cukup tinggi, yaitu mencapai di atas 30%, dan 40% terjadi di rumah.
Fakta ini menunjukkan bahwa gangguan tidur dan luka dekubitus menurunkan kualitas hidup para orang tua.
Apabila keadaan ini terus berlanjut, dikhawatirkan akan mempengaruhi kondisi kesehatan dan semakin menurunkan kualitas hidup (quality of life) lansia di Indonesia.
Hal inilah yang kemudian melatarbelakangi Lifree sebagai brand popok dewasa melakukan riset bersama CRSU-FKUI.
Presiden Direktur Unicharm, Takumi Terakawa mengatakan, ”Dari survei konsumen yang kami lakukan, kami menemukan bahwa selain luka dekubitus, terdapat orang tua yang mengalami gangguan tidur. Lalu dari hasil Investigasi lebih lanjut, diketahui bahwa hal ini disebabkan oleh higiene tidur yang kurang ideal dan penggunaan popok dewasa yang tidak tepat sebagai salah satu faktor penyebab."
Pada riset kolaborasi Lifree dengan CRSU-FKUI, jumlah sampel 24 orang tua dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu kelompok Lifree perekat dengan 100% bahan breathable dan kelompok popok berbahan vinyl yang tidak bersirkulasi.
Monitoring kondisi kulit dilakukan setiap minggu oleh dokter spesialis dermatologi venereologi dan estetika (Sp.D.V.E.), dan monitoring kondisi tidur dilakukan setiap hari menggunakan aktigrafi smartwatch dibawah pengawasan dokter spesialis neurologi (Sp.N.).
Dr. Rinadewi Astriningrum Sp.D.V.E., Subsp.D.A sebagai ketua tim riset menjelaskan hasil risetnya.
“Dari 1 bulan periode pengujian, kondisi kulit kelompok yang menggunakan popok Lifree tipe perekat dengan bahan breathable terbukti mengalami perbaikan kondisi klinis kulit 22% dilihat dari penurunan skor lesi kulit (kondisi abnormal pada kulit) dibanding kondisi awal," jelas dr. Rinadewi.
Sedangkan, lanjut dr. Rinadewi, pada kelompok yang menggunakan popok berbahan vinyl (non-breathable), terjadi penurunan kondisi kulit dibanding kondisi awal.
Untuk evaluasi kualias tidur, yang dilakukan dr. Dinda Larastika Riyanto, Sp.N bersama Dr. dr. Astri Budikayanti, Sp.N(K), dilakukan dengan pengukuran beberapa parameter tidur menggunakan aktigrafi smartwatch, serta menilai derajat kantuk di siang hari menggunakan kuesioner Epworth Sleepiness Scale (ESS).
"Hasilnya, meskipun kantuk di siang hari masih terjadi, namun frekuensi terbangun di malam hari berkurang terutama pada kelompok yang menggunakan popok Lifree perekat dengan 100% bahan breathable, sementara itu efisiensi tidur cenderung meningkat pada penggunaan popok Lifree,” pungkas dr. Dinda.