Menurutnya, indikasi kecurangan tersebut terjadi di sejumlah daerah di Indonesia.

"Jadi ada dari Madura dari Papua ada dari Jawa Tengah, Jawa Timur karena tadi malam kami pun sempat menyampaikan kewaspadaan tertinggi untuk Jawa Tengah dan Jawa timur," ungkapnya.
Ia mengatakan, indikasi kecurangan itu salah satunya dalam bentuk intimidasi, terlebih diduga dilakukan untuk menekan agar paslon nomor urut 2 Prabowo-Gibran di dukung di hari pencoblosan.
"Ya intimidasi tetap masih diwarnai sehingga dari laporan begitu hasil exit poll di luar negeri mengunggulkan pasangan Pak Ganjar dan Prof Mahfud lalu ada pihak-pihak yang panik dan kemudian melakukan suatu instruksi utnuk bergerak lebih masif lagi di kubu 02. maka kita cermati dan ibu ketum dan para ketum parpol pengusung akan berada di Teuku Umar," ungkapnya.
Lebih lanjut, ia mengatakan pihaknya hingga kini masih melakukan pemantauan. Terutama pemantauan dilakukan di DPP PDIP.
"Ya pokoknya prinsip semuanya harus menegakkan prinsip-prinsip kedaulatan rakyat, rakyat punya hak untuk menyampaikan pilihannya dengan kebenaran, pertimbangan nurani dan tidak boleh dihambat apapun," ujarnya.
"Dan Ibu Mega menegaskan bahwa hak konstitusional warga negara untuk memilih ini tidak bisa dihambat oleh teknis administratif," sambungnya.