Prabowo Mengeluh Demokrasi Melelahkan, Apa Kita Harus Kembali Seperti Pemilu 1999?

Selasa, 12 Maret 2024 | 14:24 WIB
Prabowo Mengeluh Demokrasi Melelahkan, Apa Kita Harus Kembali Seperti Pemilu 1999?
Prabowo pose dua jari. (Istimewa)

Suara.com - Calon presiden atau capres nomor urut 2, Prabowo Subianto sempat mengeluhkan sistem demokrasi di Indonesia begitu melelahkan dan menelan biaya yang tidak sedikit.

Kalau pemilu dengan proporsional terbuka dianggap melelahkan hingga memakan biaya banyak, bagaimana dengan pelaksanaan pemilu proporsional tertutup?

Baca Juga:

Diungkap Mahfud MD, Begini Respon Ganjar Usai Dilaporkan ke KPK

Erina Gudono Ramaikan Bursa Pilkada Sleman, Begini Respons Ganjar-Mahfud

Ucapkan Selamat Menjalankan Ibadah Puasa, Gibran Banjir Panggilan 'Mas Wapres'

Indonesia pernah menerapkan pemilu proporsional tertutup yakni sejak 1955 hingga 1999.

Perbedaan antara proporsional terbuka dan tertutup itu terdapat pada cara memilihnya.

Kalau untuk pemilu proporsional terbuka, pemilih mencoblos wajah masing-masing calon.

Baca Juga: Prabowo-Gibran Unggul di Banten, Saksi Ganjar dan Anies Tolak Tanda Tangan Hasil Pleno

Namun untuk pemilu proporsional tertutup, pemilih hanya memilih partai politik dan tidak bisa memilih kandidat secara langsung.

Di Pemilu 1999, ada 48 partai politik yang menjadi peserta.

Namun, hanya ada 21 partai yang memperoleh kursi di DPR. Pada momen tersebut, PDIP menjadi pemenang mayoritas suara.

Kemudian ada Partai Golkar, PPP, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan PAN di posisi lima besar.

Kemudian, presiden dan wakil presiden dipilih oleh MPR RI.

Presiden RI ke-5, Megawati Soekarnoputri saat muda dan menggunakn hak suaranya untuk Pemilu 1999. (TikTok/@indonesiaku_id)
Presiden RI ke-5, Megawati Soekarnoputri saat muda dan menggunakn hak suaranya untuk Pemilu 1999. (TikTok/@indonesiaku_id)

Kala itu, hasil Sidang Umum MPR, Abdurrahman Wahid atau Gus Dur dan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri terpilih menjadi presiden dan wakil presiden.

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI