Menpar Terima Penghargaan The Best Marketing Minister Of Tourism Of ASEAN

MN Yunita Suara.Com
Jum'at, 07 Desember 2018 | 09:00 WIB
Menpar Terima Penghargaan The Best Marketing Minister Of Tourism Of ASEAN
Menpar terima The Best Marketing Minister of Tourism Of ASEAN. (Dok:Kemenpar)

Bahkan ia membawa Kemenpar terpilih sebagai The Best Ministry Of Tourism atau Best National Tourism Organization (NTO) di ajang TTG Travel Awards 2018 di Bangkok. Begitu juga di berbagai travel mart dunia, dari Berlin, Bulgaria, Singapore, India, Los Angeles Amerika, Prancis, Hongkong, Selandia Baru, dan lainnya juga juara.

Di level dunia, UN-WTO, Indonesia memborong 3 awards langsung. Di Halal Tourism Abu Dhabi juga menggondol 3 penghargaan langsung. Di ASEANTA Manila juga juara. Terakhir, Arief mampu membawa Kemenpar.

Di bidang pengembangan destinasi dan Industri, Menpar juga menggenjot pengembangan 10 Bali Baru agar sejalan dengan Nawacita untuk pemerataan. Menpar pun mendorong digital destination serta nomadic tourism.

Hasilnya kedua program tersebut booming. Nomadic tourism ini digandrungi industri pariwisata. Peminatnya pun banyak. Begitu juga digital destination. Menggandeng Generasi Pesona Indonesia (GenPI) destinasi ini menjadi salah satu kekuatan pariwisata Indonesia.

"Kita akan punya 10 Bali Baru, agar pengembangan pariwisata terus berkembang, merata, sekaligus mengejar target 20 juta wisman ke tanah air. Dengan destinasi yang ada, tidak mungkin menembus jumlah target itu," katanya. 

Soal destinasi, Arief menggunakan konsep 3A, membangun atraksi, akses dan amenitas. Pola dan rumus-rumus yang dilakukan Arief itu terus disosialisasikan di daerah-daerah. Semakin banyak daerah yang minta agar kawasannya dibangun akses dan amenitas. Semua berlomba membangun kawasan ekonomi khusus (KEK) Pariwisata.

Tak hanya itu, tiap tahun performa pariwisata Indonesia terus menanjak. Grafiknya sangat kontras bila dibandingkan komoditas lain, seperti minyak, gas, batu bara, serta kelapa sawit terus merosot. Sektor ini menjelma menjadi core busines Indonesia. Pariwisata menjadi penyumbang PDB, devisa serta lapangan kerja paling besar dan mudah dan cepat.

Pada 2016, devisa pariwisata mencapai US$ 13,5 miliar per tahun. Hanya kalah dari minyak sawit mentah (CPO) sebesar US$ 15,9 miliar per tahun. Padahal pada 2015 lalu, pariwisata masih ada di peringkat keempat sebagai sektor penyumbang devisa terbesar.

Tahun 2017, sumbangan devisa dari sektor pariwisata melesat menjadi sekitar US$ 16,8 miliar. Angka ini diprediksi akan meningkat 20% menjadi sekitar US$ 20 miliar pada 2018.

Baca Juga: Kemenpar Adakan Lomba Foto dan Cerita Destinasi, Hadiah Fantastis Menanti

"Kami akan terus mencari celah untuk menaikkan jumlah wisman di 5 prioritas pasar, yakni Singapura, Malaysia, Cina, Australia dan Jepang. Sehingga Pariwisata akan tumbuh menjadi kekuatan utama perekonomian Indonesia. Modal kita sudah kuat. Pariwisata adalah DNA kita," pungkasnya.

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI