Setiap bagian pembalut dibuat dari bahan alami seperti ampas tebu, batu kapur, botanical oil, dan resin alami yang jarang dimanfaatkan, namun kaya potensi.
2. Top Sheet dari Organic Cotton
Permukaan pembalut yang langsung bersentuhan dengan kulit terbuat dari organic cotton, memberikan rasa lembut dan nyaman serta daya serap tinggi.
3. Kemasan Ramah Lingkungan
Kardus pengemas terbuat dari limbah tandan kosong kelapa sawit (EFB) dan tidak menggunakan plastik virgin oil. Unicharm juga berkolaborasi dengan PT Oji Sinarmas Packaging untuk inovasi bahan kemasan daur ulang.
Sementara itu, Veronika Krasnasari, influencer dan penggiat lingkungan, menambahkan bahwa kesadaran terhadap dampak konsumsi pribadi terhadap lingkungan harus terus ditingkatkan.
“Penggunaan produk ramah lingkungan sangat penting untuk keberlanjutan karena membantu mengurangi dampak negatif pada alam,” tuturnya.
Unicharm juga memperkenalkan sistem perhitungan carbon footprint untuk pertama kalinya. Melalui sistem ini, mereka dapat mengukur dan memantau emisi gas rumah kaca yang dihasilkan sepanjang siklus hidup produk, dari produksi bahan baku hingga tahap pembuangan.
Hasilnya menunjukkan pengurangan emisi karbon hingga 15% untuk varian 23 cm dan 18% untuk varian 29 cm, khususnya berkat pengurangan signifikan pada tahap pengadaan bahan.
Baca Juga: Waspada! Apa yang Kita Makan Hari Ini, Pengaruhi Ingatan Kita 20 Tahun Lagi
Takumi Terakawa, Presiden Direktur PT Uni-Charm Indonesia Tbk, menyampaikan, “Melalui pemanfaatan bio material dan inisiatif penghitungan carbon footprint, kami ingin mendorong konsumen untuk mulai dari langkah kecil demi kebaikan lingkungan. Kami akan terus menghadirkan produk-produk yang tidak hanya memenuhi kebutuhan konsumen, tetapi juga mendukung kelestarian bumi.”
Dengan inovasi seperti ini, pembalut ramah lingkungan tidak lagi sekadar alternatif, tetapi menjadi standar baru dalam gaya hidup modern yang peduli pada planet dan kesehatan pribadi. Sebuah langkah kecil yang membawa perubahan besar.