Pemilu 2014 Masih Rawan Kekacauan

admin Suara.Com
Minggu, 09 Februari 2014 | 17:09 WIB
Pemilu 2014 Masih Rawan Kekacauan
Diskusi Publik di Galeri Cafe, (9/2/2014)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Jakarta, Hingga saat ini Pemilu 2014 dipandang masih rawan dari kekacauan bahkan konflik sosial dan bisa berujung bentrokan massa.

Pandangan tersebut dinyatakan Adi Masardi, mantan juru bicara presiden era Abdurrahman Wahid dalam diskusi bertema "10 Potensi Masalah Pemilu 2014" di Galeri Cafe, Taman Ismail Marzuki (TIM), Cikini,Jakarta Pusat, Sabtu (9/2).

"Jika 10 Potensi Masalah Pemilu 2014 ini tidak segera diselesaikan atau diantisipasi, maka akan terjadi chaos (kekacauan) bahkan bentrok (massa, red) secara fisik," tegas aktivis prularisme dan pro demokrasi tersebut.

Berikut 10 Potensi Masalah Pemilu 2014 yang disampaikan Direktur Lembaga Pemilih Indonesia (LPI) Boni Hargen, dalam diskusi tersebut:

1. Sosialisasi kandidat calon legislatif tidak optimal, karena masih didominasi sosialisasi sosok atau figur.

2. Model kampanye partai politik masih bertumpu pada politik visual dengan menjual figur.

3. Kecurigaan terhadap netralitas KPU sebagai penyelenggara pemilu masih menjadi beban berat bagi partai politik dan masyarakat pemilih.

4. Persoalan Daftar Pemilih Tetap (DPT) yang sampai saat ini belum tuntas diselesaikan KPU.

5. Persoalan saksi yang semula hendak didanai negara. Dana saksi dinilai masyarakat tidak tepat sasaran, karena seharusnya partai menyiapkan dana sendiri untuk membayar para saksi yang ditepatkan di seluruh Tempat Pemungutan Suara (TPS).

6. Kecurigaan terhadap aparat keamanan.

7. Badan Pengawas Pemilu (Panwaslu) yang tidak bisa menarik jarak dari KPU dan cenderung menjadi bagian dari penyelenggara pemilu.

8. Money politics atau politik uang dalam bentuk langsung maupun tidak langsung, masih menjadi hantu Pemilu 2014.

9. Tabulasi suara KPU masih dicurigai sebagai peluang manipulasi suara, jika belum disiapkan mekanisme transparansi perhitungan suara yang bisa diamati publik setiap saat, sepanjang proses perhitungan suara secara nasional dilakukan.

10. Kekerasan politik berpotensi terjadi di daerah yang sentimen primordialnya masih kental.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI