Namun, sang putri kepada tim tersebut berkukuh bahwa apartemen itu bukan miliknya ataupun anggota keluarga PM Sharif lainnya.
Ia berdalih, dirinya hanya penyewa apartemen tersebut. Sebagai bukti, Maryam lantas memberikan dokumen yang menyatakan dirinya sebagai penyewa apartemen itu.
Dalam dokumen yang diserahkan Maryam, tertulis keterangan bahwa surat keterangan penyewa itu dibuat tahun 2006.
Tapi, penyidik justru menemukan kejanggalan dalam dokumen tersebut. Pasalnya, jenis huruf yang dipakai adalah "Calibri".
Padahal, jenis huruf tersebut baru ada dalam pilihan font Microsoft Word setahun setelahnya, yakni 2007.
Karenanya, penyelidik menduga dokumen Maryam itu palsu untuk melindungi aset-aset yang dibelinya memakai uang hasil korupsi.
Tak ayal, kesalahan konyol dalam dokumen Maryam itu membuat warga Pakistan murka dan mengejek PM Sharif dan putrinya. Apalagi Maryam disebut-sebut sebagai calon pengganti ayahnya sebagai PM Pakistan.
Mereka ramai-ramai menyindir skandal pencucian uang dan korupsi PM Sharif dan sang putri melalui media-media sosial menggunakan tagar #Fontgate.