Sampai hari ini, siapa pembunuh nenek Elih (73) masih misterius. Nenek Elih ditemukan dalam keadaan terluka parah, bahkan pergelangan tangan kanannya nyaris putus, di pos Pemuda Pancasila, Jalan Lengkong Karya, Serut Kota, Tangerang Selatan, Banten, Minggu (13/8/2017), sekitar pukul 10.30 WIB.
Warga sekitar yang ditemui Suara.com tidak ada yang mengetahui detik-detik penganiayaan terhadap nenek Elih. Tahu-tahu, dia ditemukan warga dalam keadaan bersimbah darah, meregang nyawa.
Penjual soto di dekat pos Pemuda Pancasila, Dewi (29), mengatakan malam sebelum kejadian yaitu pada Sabtu (12/8/2017), nenek Elih masih makan di warung soto.
"Nggak nyangka mas kaget betul. Padahal nenek, malamnya makan di sini mas, minta buatin soto. Terus nenek bilang kok asin sih, tambah kuahnya ya. Dia bilang gitu, malam sebelum mau tidur di pos," kata Dewi, kepada Suara.com, di Jalan Lengkong Karya, Serut Kota, Tangerang Selatan, Banten, Selasa (15/8/2017).
Warung soto milik Dewi dan warung-warung lainnya hanya berjarak beberapa meter dari pos.
Di mata para pedagang, kata Dewi, perilaku nenek Elih biasa-biasa saja dan tidak mengganggu mereka. Itu sebabnya, kematian tragis nenek yang tidak diketahui dimana rumahnya itu sangat mengejutkan.
"Nenek nggak pernah ganggu yang berjualan di sini. malah kalau dia mau beli makan, selalu beli, punya uang kok," ujar Dewi.
Dewi mengungkapkan beberapa hari terakhir, nenek Elih tidur di pos PP.
"Nggak tahu darimana. Apa lagi tinggalnya mas. Tiba - tiba ada aja nenek di sini," ujar Dewi.
Dewi sering melihat nenek Elih hanya di waktu sore dan malam hari. Selain itu, dia tidak tahu apa aktivitas nenek tersebut.
"Nenek Elih kalau siang nggak ada mas. Nggak tahu kemana. Kalau ditanya jawabnya ya mau main ke daerah Senen, Jakarta Pusat lah, mau jalanlah, gitu aja," ujar Dewi.
Dewi berharap anggota polisi dapat segera mengungkap kasus kematian nenek Elih.
"Ya, semoga cepat tertangkap lah pelaku, kasihan nenek baik gitu, sudah tua kok sampai seperti itu nasibnya mas," kata Dewi.
Menurut pengamatan Suara.com, area sekitar pos Pemuda Pancasila saat ini masih dipasang garis polisi. Di dalam pos tersebut terlihat kurang tertata. Di sana juga terlihat kantong kresek warna hitam serta alas kaki yang diduga milik nenek Elis. Bercak darah masih terlihat di sana.
Kasus tersebut saat ini masih diselidiki polisi.
Warga sekitar yang ditemui Suara.com tidak ada yang mengetahui detik-detik penganiayaan terhadap nenek Elih. Tahu-tahu, dia ditemukan warga dalam keadaan bersimbah darah, meregang nyawa.
Penjual soto di dekat pos Pemuda Pancasila, Dewi (29), mengatakan malam sebelum kejadian yaitu pada Sabtu (12/8/2017), nenek Elih masih makan di warung soto.
"Nggak nyangka mas kaget betul. Padahal nenek, malamnya makan di sini mas, minta buatin soto. Terus nenek bilang kok asin sih, tambah kuahnya ya. Dia bilang gitu, malam sebelum mau tidur di pos," kata Dewi, kepada Suara.com, di Jalan Lengkong Karya, Serut Kota, Tangerang Selatan, Banten, Selasa (15/8/2017).
Warung soto milik Dewi dan warung-warung lainnya hanya berjarak beberapa meter dari pos.
Di mata para pedagang, kata Dewi, perilaku nenek Elih biasa-biasa saja dan tidak mengganggu mereka. Itu sebabnya, kematian tragis nenek yang tidak diketahui dimana rumahnya itu sangat mengejutkan.
"Nenek nggak pernah ganggu yang berjualan di sini. malah kalau dia mau beli makan, selalu beli, punya uang kok," ujar Dewi.
Dewi mengungkapkan beberapa hari terakhir, nenek Elih tidur di pos PP.
"Nggak tahu darimana. Apa lagi tinggalnya mas. Tiba - tiba ada aja nenek di sini," ujar Dewi.
Dewi sering melihat nenek Elih hanya di waktu sore dan malam hari. Selain itu, dia tidak tahu apa aktivitas nenek tersebut.
"Nenek Elih kalau siang nggak ada mas. Nggak tahu kemana. Kalau ditanya jawabnya ya mau main ke daerah Senen, Jakarta Pusat lah, mau jalanlah, gitu aja," ujar Dewi.
Dewi berharap anggota polisi dapat segera mengungkap kasus kematian nenek Elih.
"Ya, semoga cepat tertangkap lah pelaku, kasihan nenek baik gitu, sudah tua kok sampai seperti itu nasibnya mas," kata Dewi.
Menurut pengamatan Suara.com, area sekitar pos Pemuda Pancasila saat ini masih dipasang garis polisi. Di dalam pos tersebut terlihat kurang tertata. Di sana juga terlihat kantong kresek warna hitam serta alas kaki yang diduga milik nenek Elis. Bercak darah masih terlihat di sana.
Kasus tersebut saat ini masih diselidiki polisi.