Sementara perempuan komunis Israel lainnya, Tamar Gozansky (77), mengatakan Partai Hadash besutannya yang berideologi Marxis-Leninis bertekad menyatukan warga Yahudi dan Arab untuk membangun negara bersama yang adil.
"Aku membangun Partai Hadash untuk mempersatukan kaum pekerja Yahudi maupun Arab sejak tahun 1977. Kini, kami menjalin kerja sama dengan Partai Komunis Palestina untuk beragam isu terutama menentang zionisme dan persekusi anti-komunis di kedua wilayah," ungkapnya.
Perempuan aktivis Partai Hadash lainnya, Fathia Sageer (62), mengatakan menjadi komunis karena menyadari bahwa fundamentalisme agama maupun etnisitas bukan jalan keluar bagi kesejahtaraan warga yahudi maupun Arab Palestina.
"Ketika rakyat terjerat kemiskinan dan kehilangan harapan, banyak dari mereka yang perlindungan yang merasa nyaman di balik agama. Namun, satu-satunya yang bisa menjawab pertanyaan besar mengenai 'kenapa mereka miskin, dan bagaimana jalan pembebasannya?' adalah komunisme," tandasnya.